Kamis, 04 September 2008

Hanya Harapan yang Diperbolehkan Mengetuk Pintu


Di dalam hati mereka, para Nabi bertanya:
“Sampai kapan kami terus menyeru dan menasehati
si fulan dan si fulanah?

Sampai kapan kami harus membentuk sepotong besi dingin?
Sampai kapan kami harus terus membisiki
werangka yang kosong ini?”

Setiap gerakan makhluk berlangsung karena ketetapan
dan penunjukan Ilahiah: tajamnya gigitan berlangsung
karena panasnya rasa-lapar di perut.

Jiwa Pertama mendorong dan jiwa ke dua merespon:
berubahnya bau ikan dimulai dari kepala, bukan dari ekornya.

Kenalilah ini, dan tetaplah melesat bagai anak-panah,
karena Allah telah bersabda: “Sampaikanlah;”
tidaklah mungkin menghindar dari melakukannya.

Dan tidaklah engkau mengetahui,
engkau itu termasuk golongan yang mana:
karenanya teruslah berjuang selama masih perlu bagimu
memilah siapa sesungguhnya dirimu.

Ketika engkau memunggah muatan ke atas sebuah kapal,
engkau melakukannya atas dasar kepercayaan.

Sebab engkau tidak tahu termasuk golongan yang mana
dirimu itu—apakah yang kapalnya tenggelam di perjalanan,
ataukah yang selamat.

Jika engkau berkata: “Sampai dengan jelas bagiku
aku termasuk yang mana, tidaklah aku bergegas ke kapal
dan berlayar;

dalam pelayaran ini aku termasuk yang tenggelam
atau selamat: singkapkan bagiku!
akan termasuk golongan yang mana diriku ini;

tidaklah akan kumulai perjalanan ini dengan keraguan
atau dalam harapan kosong seperti orang-orang lain;"

Maka tiada pergerakan yang akan engkau lakukan,
karena rahasia dari ke dua kemungkinan itu
masih di ranah tak-Terlihat.

Pedagang yang penakut dan rapuh tampak tidak untung
atau merugi sedikitpun dalam usahanya;

Padahal, dia mengalami kerugian,
karena pastilah terhindar darinya keberuntungan,
dan dia terhinakan: hanya yang haus akan cahaya
yang akan menemukan terang.

Untuk semua soal yang bersandar pada harapan,
agamamu adalah soal yang paling berharga disandarkan,
karena dengannya engkau dapat
memenangkan penyelamatan.

Dalam soal ini, tak diizinkan mengetuk pintu dengan coba-coba.
Tidak bisa! Tiada yang diperbolehkan kecuali harapan:
Hanya Allah yang tahu arah yang tepat.

Dorongan dari semua upaya perniagaan adalah harapan
dan kemungkinan, walaupun untuk itu leher sang pedagang
sampai setipis jarum karena usaha yang tiada hentinya.

Ketika di pagi hari sang pedagang berangkat ke tokonya,
dia bergegas dalam harapan dan kemungkinan
memperoleh suatu penghidupan.

Jika engkau tidak memiliki kemungkinan mendapat
suatu penghidupan, mengapakah engkau berangkat
ke tokomu? Disana terdapat ketakutan akan kekecewaan:
lalu bagaimana engkau bisa begitu yakin?

Untuk soal mendapatkan makanan,
bagaimanakah ketakutan akan kekecewaan,
yang telah ditakdirkan sebelumnya,
tidak membuatmu lemah dalam pencarianmu?

Engkau akan berkata: “Walaupun takut kecewa
menghadangku, aku akan lebih takut lagi
jika berdiam-diri saja;

Ketika aku berupaya harapanku lebih-besar;
jika aku diam-saja, resikoku lebih besar.”

Jika memang demikian, wahai manusia berdada-sempit,
lalu mengapa takut-rugi menahan gerak langkahmu
dalam soal agama?

Atau, tidakkah engkau melihat,
betapa menguntungkannya perniagaan    [1]
yang dilakukan dalam pekan-raya ini,
dimana para nabi dan wali bergiat;                         

Dan bagaimana berbagai harta-karun       [2]
tampak kepada mereka,
sejak keberangkatannya ke toko ini,
dan bagaimana mereka mendapatkan untung besar
dalam pasar ini?

Kepada Ibrahim a.s. api tunduk, bagaikan gelang-kaki; [3]
kepada Musa a.s laut tunduk dan digendongnya dia [4]
di atas pundaknya;

Kepada Dawud a.s besi tunduk dan melunak bagai lilin; [5]
kepada Sulaiman a.s angin tunduk bagai budak. [6]

Ketika kafilah berulang-alik berangkat dan tiba,
mereka sepenuhnya tersembunyi:
bagaimanakah mereka akan dikenali oleh para ahli-dunia?

Mereka memiliki berbagai kuasa di alam langit,
akan tetapi tidak seorang pun melirik kedaulatan mereka,
walau sekejap.

Keajaiban mereka,
bahkan diri mereka sendiri,
berada dalam suaka Ilahiah: bahkan para Abdal
tidak mengenal nama mereka.

Atau, apakah engkau terhijab dari khazanah Ilahiah
yang memanggilmu untuk datang menghampir?

Seluruh semesta ini, di ke enam arahnya, penuh dengan
khazanah-Nya: kemana pun wajahmu menghadap,
wajah-Nya sedang menghadap kepadamu.

Ketika, seseorang yang dirahmati-Nya,
mengundangmu
masuk ke dalam api, [7]
masuklah dengan segera,dan jangan bertanya lagi,
“Apakah aku akan sakit terbakar?”

Catatan:
[1] "Perniagaan" dengan Tuhan,
lihat QS at-Taubah [9]: 111.

[2] "Harta-karun" Khazanah Tersembunyi yang terungkap
dengan diutusnya seorang nabi/ wali ke sebuah negeri
(= 'toko') di alam-dunia (= 'pasar'), itu lah keuntungan terbesar.
[3] Kami berfirman: "Hai api menjadi dinginlah,
dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim"

(QS Al Anbiyaa' [21]: 69)

[4] Lalu Kami wahyukan kepada Musa:
"Pukullah lautan itu dengan tongkatmu".
Maka terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan
adalah seperti gunung yang besar."

(QS ASy-Syu'araa [26]: 63)

[5] "... dan Kami telah melunakkan besi untuknya."
(QS Saba [34]: 10)

[6] "Dan bagi Sulaiman angin yang sangat kencang
tiupannya yang berhembus bersama 'amr-Nya,
ke negeri yang telah Kami berkati ..."
(QS Al Anbiyaa' [21]: 81)


[7] "... diberkati orang-orang di dalam api
, dan mereka
yang
berada di sekitarnya..."
(QS An Naml [27]: 8)


Sumber:
Rumi, Matsnavi III: 3077 – 3109
Terjemahan ke Bahasa Inggris oleh Nicholson.

1 komentar:

KISAH SUKSES IBU HERAWATI mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.