Jumat, 06 Februari 2009

Mari Bermohon Agar Dianugerahi Adab

Marilah kita mohon,
agar Tuhan menolong kita mengendalikan diri:
orang yang tak mengendalikan diri
dijauhkan dari karunia
Rabb.

Orang yang tak beradab
tidak hanya merusak dirinya sendiri,
tetapi dia juga membakar seluruh dunia.

Semeja-penuh hidangan turun dari langit
tanpa diupayakan,
dan tanpa jual-beli,

Ketika sebagian kaum Musa a.s.
—yang berwajah bagaikan rembulan—
berseru tanpa-hormat: “Manakah bawang-putih
dan kacang adasnya?”
[1]

Seketika roti dan hidangan dari langit terhenti:
sejak itu yang tersisa bagi mereka
adalah beban menanam
dan berpeluh
dengan beliung dan sabit.
Kemudian, ketika Isa a.s. memohon,
Tuhan mengirimkan berbaki-baki makanan
dan kelimpahan dari langit.

Tapi, sekali lagi, sebagian kaum yang tak-beradab,
tak memperlihatkan rasa hormat:
dan bagaikan pengemis,
merampas hidangan,

Walaupun Isa a.s. mencegah mereka
dengan berkata,
“Ini akan terus berlangsung
dan tak akan menghilang dari muka bumi.”

Bersikap curiga dan rakus
di meja Yang Maha Agung
sungguh tidak bersyukur.
Karena akhlak buruk kaum berwajah-pengemis itu,
—yang terbutakan oleh kerakusan,
gerbang rahmat tertutup bagi mereka.

Karena menahan zakat dari orang miskin,
tiada awan-hujan muncul;
dan karena perzinahan
wabah menyebar ke segala penjuru.

Apapun kemurungan dan kesedihan
yang menimpamu, itu akibat
dari ketidak-sopanan
dan keangkuhanmu.

Siapa pun bersikap tidak-sopan di jalan Sang Wali
adalah
seorang penyamun yang merampok manusia;
sedangkan dia sendiri bukanlah manusia.

Karena kendali-diri,
Langit ini dipenuhi cahaya;
dan karena kendali-diri
para malaikat menjadi tak-tercela dan suci.

Oleh sebab ketidak-sopanan,
matahari mengalami gerhana,
dan karena keangkuhan ‘Azazil
terdepak dari pintu. [2]



Catatan:
[1] QS [2]: 61.

[2] QS [17]: 61 - 63.


Sumber:
Rumi: Matsnavi I: 78 - 92.
Terjemahan ke Bahasa Inggris oleh Nicholson.



1 komentar:

KISAH SUKSES IBU HERAWATI mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.