Rabu, 14 Oktober 2009

Air Kehidupan

Semua hal,
terkecuali cinta kepada yang Maha Indah,
walaupun tampak manis bagai gula,
sebenarnya membuat jiwa menderita.

Apakah itu penderitaan jiwa?
Menyongsong kematian seraya tidak menggenggam
Air Kehidupan. [1]

Umumnya manusia, menancapkan pandangan ke dua mata
mereka kepada bumi dan kematian: seraya mereka
menyimpan seratus keraguan tentang Air Kehidupan.

Berjuanglah sehingga seratus keraguanmu berkurang
jadi sembilan puluh: bergeraklah maju kepada Allah
pada malam harinya alam ini; karena jika engkau tertidur,
sang malam lah yang akan meninggalkanmu.

Di tengah gelapnya malam, carilah Siang yang terang:
ikutilah Akal Sejati yang menelan kegelapan.

Di balik hitamnya jubah malam, yang sewarna kejahatan, terdapat
banyak kebaikan: Air Kehidupan itu pasangan kegelapan.

Tapi bagaimana mungkin mengangkat kepalamu dari beratnya
kantuk, ketika engkau tebarkan seratus benih kemalasan.

Jika mendengkur bagaikan mati,
dan matinya makanan yang haram dijadikan sahabat,
maka engkau bagaikan pedagang yang tertidur,
sementara sang malam menjadi pencuri
yang membuatmu bangkrut.


Sumber:
Rumi: Matsnavi   I: 3684- 3693.
Terjemahan ke Bahasa Inggris oleh Nicholson.


Catatan:
[1] "Kematian yang tiba-tiba adalah rahmat bagi orang beriman dan nestapa bagi pendosa." (Hadist Rasulullah SAW, dari Al Ghazali,
"Metoda Menjemput Maut, " hal 55, dari Abu Dawud, "Jana'iz," 10).


1 komentar:

KISAH SUKSES IBU HERAWATI mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.