Selasa, 01 Februari 2011

Perhatikanlah

Perhatikanlah,
bagaimana setiap bagian alam berlalu,
dan bagaimana setiap orang tiba 
melalui suatu perjalanan. [1]

Perhatikanlah,

bagaimana setiap orang,
dalam hasrat akan nafkah hariannya,
tunduk menghormat kepada penguasanya.

Perhatikanlah,

bagaimana setiap orang,
jatuh bersujud di kaki matahari,
bagaikan redupnya bintang-bintang,
tunduk pada terangnya sang surya.

Perhatikanlah,

bagaimana setiap orang bergegas,
bagaikan arus mencari air,
berlomba-lomba mengalir menuju laut.

Perhatikanlah,

bagaimana sebuah jamuan kehormatan,
disiapkan dari dapur Sang Raja,
untuk setiap orang,
sesuai dengan kebutuhannya. [2]

Perhatikanlah,

bagaimana kecilnya lautan alam-dunia, 
bagi para pencari sejati,
sehingga termuat di cangkir-minum mereka. [3]

Perhatikanlah,

mereka yang nafkah hariannya wajah Sang Raja,
tersenyum mereka setiap saat,
merefleksikan keindahan Sang Raja. [4]

Perhatikanlah,

dengan pandangan seorang Syamsi Tabriz:
lihatlah sebuah lautan yang lain,
penuh dengan mutiara. [5]

Catatan:
[1] Setiap makhluk setiap saat dalam penciptaan
yang baru, "setiap saat Dia dalam kesibukan."
(QS [55]: 29)


[2]
Menakjubkan bahwa setiap makhluk diketahui
dan dicukupi keperluannya oleh Sang Pencipta.

[3]
Pengetahuan kesejatian yang diminumkan-Nya
kepada para pecinta-Nya melalui cangkir qalb mereka
jauh lebih mendalam dan luas, jauh melampaui
semesta alam dunia yang diinderai orang awam.


[4]
Ada pecinta sejati yang tak lagi puas dengan 
ciptaan--yang kasat-mata maupun tidak;
mereka baru lega ketika mengetahui bahwa 

Sang Pencipta berkenan kepada mereka.

[5]
Ayn al-haqq dari seorang Insan-Kamil,
menatap kepada inti (mutiara) pengetahuan Ilahiah.

Sumber:
Rumi: Divan-i Syamsi Tabriz, Ghazal 1910
Terjemahan ke Bahasa Inggris oleh A.J. Arberry,
dalam Mystical Poems of Rumi 2,
University of Chicago Press, 1979.
Juga berdasarkan terjemahan Ibrahim Gamard.

1 komentar:

KISAH SUKSES IBU HERAWATI mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.