Sabtu, 05 Maret 2011

Yang Dapat Membuatkan Anak Kunci Untukmu

Ketika kucapai negeri-Mu ini,
sengaja Engkau menjauh dariku.
Ketika kubertolak dari negeri-Mu ini,
tak sedikitpun Kau sudi melirik. [1]

Apapun yang Kau berikan,
ketika Engkau ramah,
atau merendahkan:
selalu itu sesuai keperluanku,
Engkaulah kelezatan hidangan.

Cemburu-Mu,
karena Engkau tersembunyi; [2]
atau, dengan kata lain: Sementara Engkau
memanifestasi pada setiap zarah,
Engkau tersembunyi bagaikan matahari.

Ketika Engkau tersembunyi,
bukankah Engkau pujaan para Pangeran? [3]
Dan jika Kau singkap hijab-Mu, sebenarnya
telah Kau singkap hijab semua makhluk.

Engkaulah yang mempermalukan hati
kaum kufur, [4]
khamr-Mu lah yang memabukkan [5]
mereka yang beriman.

Engkaulah yang menanggalkan seluruh indera,
Engkaulah yang meleburkan semua
yang Kau tarik kepada-Mu. [6]

Semua mawar mangsa bagi musim dingin,
semua kecerdasan mangsa bagi khamr; [7]
telah Kau tebus keduanya
dari genggaman Sang Maut.

Tiada mawar yang abadi,
mengapa Kau dekati setiap mawar? [8]

Hanya pada-Mu disandarkan harapan:
Engkaulah landasan dan dukungan.

Jika beberapa wanita,
mengiris jemari mereka sendiri,
ketika terpesona menatap wajah Yusuf; [9]
telah Kau rampas jiwa dan akal dari dua ratus
pecinta-Mu; yang sosok spiritual mereka
bagaikan eloknya Yusuf. [10]

Telah Kau padukan yang gelap,
dengan yang cemerlang [11]
ketika Kau bentuk insan;
agar secepat kilat dia menjauh
dari busuknya kegelapan dirinya sendiri . [12]

Dari setitik nutfah,
Kau jadikan dia pucuk murni dedaunan;
dia suci ketika Engkau menghembus
kedalam dirinya,
suatu jiwa. [13]
Wahai pemilik qalb,
melambunglah ke langit,
jelajahilah padang rumput Ilahiah,
telah terlalu lama engkau berkelana
di padang rumput untuk ternak ini. [14]

Taruhlah seluruh kehendakmu
pada suatu tujuan tanpa-harapan
karena telah sejauh ini engkau berjalan,
sejak bermula engkau
dari ketiadaan-harapan awal. [15]

Diamlah,
agar Rabb yang memberimu lisan,
sudi bersabda.

Karena,
hanya yang menutupkan pintu
dan menguncinya,
yang dapat membuatkan anak-kunci
untukmu.

Catatan:
[1] ‘Ketika sampai,’ saat jiwa tiba di alam Dunia ini,
ketika 120 hari usia janin dalam rahim ibunya.

‘Ketika bertolak,’ saat seseorang wafat, dan jiwanya
meninggalkan alam Dunia dan berangkat memasuki
alam Barzakh.

[2] ‘Tersembunyi,’ periksa mengenai Khazanah Tersembunyi

[3] ‘Pangeran’ Sejati diantara manusia, Insan Ilahiah, para
‘arifin yang mengenal Rabb mereka (rumusan terkenal para Sufi,
man ‘arafa nafsahu faqad ‘arafa Rabbahu).

Dan tidaklah mungkin pengenalan berlangsung, kecuali melalui
Dia sendiri yang memperkenalkan diri kepada abdi yang
dikehendaki-Nya. Dan jelas tidak mungkin Sang Pencipta
terhijab dari ciptaan-Nya sendiri.

[4] "Orang-orang kafir itu seringkali (nanti di akhirat)
menginginkan, kiranya mereka dahulu (di dunia) menjadi
orang-orang muslim.” (QS Al Hijr [15]: 2)

[5] Sebagai Muslim, tentu Rumi paham betul dan taat Syariah,
'khamar' yang dimaksud bukanlah minuman fisikal, melainkan
suatu jenis minuman bagi jiwa; seperti misalnya yang disinggung
pada “... bagi al-Muttaquun, ... sungai-sungai dari khamar
yang lezat ...” (QS Muhammad [47]: 15)

[6] “Segala sesuatu, atasnya, lebur-musnah. Dan tetap
kekal wajah Rabb-mu, pemilik al-Jalal dan al-Ikram.”
(QS Ar-Rahmaan [55]: 26 - 27)

[7] “Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-
pasangan agar engkau ber-dzikir.” (QS Adz-Dzaariyat [51]: 49)

[8] “Mawar,” Akal Sejati, yang dimiliki Insan Sejati
sangat jarang dan sekejap terdapat di Bumi; karena masa
tinggal insan di alam dunia sangat singkat. Hanya terjadi
ketika Dia sudi menarik hamba-Nya, menganugerahkan
'Aql dan membuatnya ma’rifat kepada-Nya.
Hal inilah yang membuat Insan Sejati sangat bernilai bagi
seantero ciptaan. (lihat misalnya, “Maka apabila langit
telah terbelah dan menjadi merah mawar seperti
(kilapan) minyak.” (Ar-Rahmaan [55]: 37), ketika 'langit'
dibaca sebagai ‘langit dalam diri insan’ (= nafs)).

[9] “...maka tatkala wanita-wanita itu melihatnya, mereka
kagum kepadanya, dan mereka melukai (jari) tangannya
dan berkata: "Maha sempurna Allah, ini bukanlah ‘basyar’.
Sesungguhnya ini tak lain ‘malakum karim’." (QS Yusuf [12]: 31)

[10] Cinta dari pecinta membuat sang pecinta hilang, lebur
tenggelam dalam Rabb. Sementara Cinta dari Sang Tercinta,
membuat jiwa sang pecinta indah. Keelokan sosok Yusuf a.s.
adalah refleksi keindahan jiwa yang termurnikan.

[11] Paduan jasmani dan ruh. Jiwa terletak diantara ke dua
aspek pembentuk insan tersebut.

[12] Dosa yang mengotori jiwa.

[13] “Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya
dan Kutiupkan kedalamnya dari ruh-Ku; maka hendaklah
kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya."
(QS Shaad [38]: 72)

[14] Ajakan untuk tidak tenggelam di alam-dunia
ini. Lihat,
http://ngrumi.blogspot.com/2011/01/mari-kita-berangkat.html

[15] Sejak berada pada kedudukan sejauh-jauhnya dari
Sang Pencipta. Pada bagian lain Rumi mengingatkan:

Dari saat pertama engkau masuki alam wujud ini,
sebuah tangga ditaruh di hadapanmu,
sehingga engkau dapat menapak naik.

Pertama engkau adalah mineral,
lalu engkau berubah menjadi tetumbuhan,
kemudian engkau menjadi hewan:
bagaimanakah sampai hal ini sempat
menjadi rahasia bagimu?

Kemudian engkau menjadi manusia,
dengan pengetahuan, ‘aql dan keyakinan.

Periksa di:

Sumber:
Rumi: Divan-i Syamsi Tabriz, Ghazal 2820
Puisi no 47 dalam terjemahan karya Rumi ini ke Bahasa Inggris
oleh Nicholson,
"Selected Poems from the Divan-i Syamsi Tabrizi."

Juga terdapat dalam terjemahan ke Bahasa Inggris oleh
A.J. Arberry, Mystical Poems of Rumi 2,
University of Chicago Press, 1979.


Selasa, 01 Maret 2011

Tanpa Kematianmu, ...

Dengan cara berjalan seperti itu,
takkan sampai engkau kemana pun.

Dengan kebiasan hidup seperti itu,
takkan mungkin kau capai tujuan.

Jiwamu berat,
dan hatimu bagai hati unta; [1]
kapan engkau bisa bergabung
bersama mereka yang jiwanya gesit dan lincah?

Dengan keangkuhan seperti itu,
bagaimana mungkin engkau akan berendah-hati?

Dengan kemelekatan pada dunia seperti itu,
bagaimana mungkin engkau bergabung
bersama mereka yang memahami tawhid?

Dengan sempitnya dadamu,
bagaimana mungkin engkau bergabung
bersama para pengemban rahasia-rahasia besar?

Engkau bagaikan air-kotor bercampur lumpur,
bagaimana mungkin engkau akan mencapai
kemurnian tanah dan air?

Abaikan rembulan dan matahari,
layaknya Ibrahim, [2]
tak ada cara lain untuk menggapai
Matahari Sejati.

Karena engkau lemah,
segeralah melesat kedalam rahmat-Nya;
sebab tanpa itu,
tak-mungkin engkau dapatkan penyempurnaan.

Tanpa belaian sayang
dari Lautan kelembutan Cinta,
bagaimana mungkin gelombangmu
sampai ke pantai itu?

Tanpa Buraq Cinta
dan keshalehan Jibril as,
bagaimanakah Muhammad saw menembus
langit demi langit itu? [3]
Engkau meminta perlindungan
kepada mereka yang tanpa perlindungan;
bagaimana engkau akan berlindung dari
kedatangan Sang Raja?

Bersama dengan asma Allah,
sembelihlah diri-diri rendahmu,
seluruhnya;
tanpa kematian dirimu, [4]
takkan sampai engkau
pada asma Allah.


Catatan:
[1] Pengecut dan pendendam (penjelasan A.J. Arberry).

[2] “Kemudian tatkala dia melihat bulan terbit dia berkata:
‘Inilah Tuhanku’. Tetapi setelah bulan itu terbenam, dia berkata:
‘Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku,
pastilah aku termasuk orang yang sesat’. Kemudian tatkala dia
melihat matahari terbit, dia berkata: ‘Inilah Tuhanku,
ini yang lebih besar’. Maka tatkala matahari itu terbenam,
dia berkata: ‘Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri
dari apa yang kamu persekutukan.’ “
(QS Al An’am [6]: 77 - 78).
Matahari Sejati = Insan Sejati, para Nabi atau Wali.

[3] Dari peristiwa Isra-Mi’raj Rasulullah Muhammad saw.

[4] “... bunuhlah diri-diri (anfus) mu ...” (QS An Nisaa' [4]: 66).


Sumber:
Rumi, Divan-i Syamsi Tabriz, Ghazal 2894.

Terjemahan ke Bahasa Inggris oleh A.J. Arberry
dalam Mystical Poems of Rumi 2,
University of Chicago Press, 1979

Perlahan dan Berhati-hati

Allah menciptakan Bumi
dan Lelangit: lapis demi lapisnya,
dengan seksama,
dalam enam masa; [1]

Walaupun,
dengan satu “kun, faya kun," [2]
Dia mampu menciptakan
seratus Bumi dan Lelangit.

Sedikit demi sedikit,
Yang Maha Mandiri
menyempurnakan penciptaan insan,
sampai usianya empat puluh tahun;
walaupun dalam sekejap
Dia mampu menciptakan
lima puluh insan sempurna
langsung dari ketiadaan.

Isa ibn Maryam menghidupkan
seorang yang telah mati,
dengan satu do’a:
apakah menurutmu Pencipta Isa a.s.
tak mampu menciptakan insan sempurna,
sekaligus kaum demi kaum?

Keseksamaan ini bertujuan
untuk mengajarimu,
agar mencari Rabb dengan perlahan-lahan,
tanpa jeda.

Arus kecil yang mengalir tanpa henti,
tak akan tercemar atau kotor.

Dari gerak yang perlahan dan hati-hati,
lahirlah kebahagiaan dan kegembiraan:
dari sebutir telur kehati-hatian,
akan menetas seekor burung keberuntungan.

Catatan:
[1] “Dan sesungguhnya telah Kami ciptakan lelangit
dan bumi dan apa yang ada antara keduanya
dalam enam masa...”
(QS Qaaf [50]: 38).
[2] Frase terkenal dari QS Ya Siin [36]: 82.

Sumber:
Rumi, Matsnavi III 3500 - 3508
Terjemahan ke Bahasa Inggris oleh Nicholson.
Juga tercantum dalam "Rumi: Jewels of Remembrance"
oleh Camille dan Kabir Helminski,
atas terjemahan dari Bahasa Persia oleh Yahya Monastra.

Sesuai Ciri Masing-masing

Nuh a.s, terus-menerus menyeru umatnya kepada Allah
selama sembilan-ratus tahun;
tetapi, hari demi hari,
penolakan mereka semakin meningkat.

Apakah pernah dia menarik kembali seruannya?
Apakah lalu dia berpangku-tangan, menyepi
masuk gua?

(Dia a.s. seperti berkata:) “apakah sebuah karavan
tak melanjutkan perjalanan karena gonggongan
dan dengkingan anjing?

Pada malam terang-purnama,
apakah raungan anjing dapat menunda
perjalanan rembulan?”

Rembulan memantulkan cahayanya;
anjing menggonggong:
setiap hal berlangsung sesuai dengan
ciri masing-masing.

Sumber:
Rumi, Matsnavi V 10 -14
Terjemahan ke Bahasa Inggris oleh Nicholson.