Minggu, 28 Juli 2013

Obat bagi Sang Pencinta

Obat bagi segala kegalauan intelektual
hanya lah sekilas Wajah Sang Kekasih,
semua wajah yang mempesonamu
tak lain adalah hijab-Nya.

Wahai pengabdi Sang Kekasih,
hadapkan lah wajah pada wajahmu sendiri:
ketahuilah pencari yang bingung,
tak ada engkau berkerabat
selain dengan dirimu sendiri.

Sang pencari sejati menghadap kiblat
pada masjid di dalam qalb-nya sendiri:
tak ada sesuatu pun bagi insan
kecuali apa-apa yang teruntuk baginya.

Sebelum didengarnya jawaban atas do'anya,
telah bertahun dia berdo'a.

Dia biasa berdo'a dengan khusyu,
tanpa didapatinya suatu hasil;
tapi secara rahasia, dari sisi Rahmat-Nya
yang penuh kasih, didengarnya jawaban:
Labbayka, Aku disini.

Sejak itu hidupnya bagaikan sebuah tarian
selaras iringin musik tak terdengar:
dia fakir yang menggantungkan diri
pada pencukupan dari Sang Pencipta nan Agung.

Walau tak terdengar didekatnya suara dari langit
atau hadir sesosok pun utusan Ilahiah,
tapi telinga dari harapannya dipenuhi dengan,
Labbayka, Aku disini.

Harapannya selalu berseru--tanpa lisan:
Datang lah;
dan seruan itu membasuh bersih
semua keletihan dari dalam qalb-nya.


Sumber:
Rumi: Matsnavi  VI: 1982 - 1989
Terjemahan ke Bahasa Inggris oleh Nicholson
dibandingkan dengan terjemahan versi
Camille dan Kabir Helminski
dalam Rumi: Jewels of Rememberance,
Threshold Books, 1996
berdasarkan terjemahan dari Bahasa Persia
oleh Yahya Monastra.

Tidak ada komentar: