Kamis, 01 Agustus 2013

Hening lah di tengah Perdebatan


Kiprah ke tujuh-puluh dua golongan
akan tetap ada di alam dunia ini
sampai Hari Kebangkitan


Dunia ini alam yang berisikan
kegelapan dan pemberhalaan:
Bumi ini tempatnya bayang-bayang.


Ke tujuh-puluh dua golongan itu
akan tetap ada sampai Hari Kebangkitan:
bantahan dan alasan orang bid'ah
akan tetap keras.


Banyaknya kunci atas harta-simpanan
menunjukkan ketinggian nilainya.


Jalan yang berliku-liku,
lintasan curam pendakian gunung,
tebing-jurang di kanan-kiri,
banyaknya penyamun menghadang,
semuanya petunjuk agungnya
tujuan sang pencari.


Kebesaran Ka'bah dan tempat thawaf,
ditunjukkan oleh hadangan penyamun,
dan luasnya gurun yang harus dilintasi
ketika pergi berhaji.


Setiap ajaran palsu itu bagaikan
lintasan jalan di gunung:
curam, bertebing, berpenyamun.


Semua ajaran berhadapan,
dan menjadi lawan yang keras,
dari ajaran lainnya:
setiap pengikut masing-masing ajaran
menjadi bingung.


Karena dilihatnya semua lawan bersikukuh
pada doktrin masing-masing: setiap golongan
berbangga-diri akan kelompoknya.


Jika sudah tak punya jawaban lagi,
para pengikut akan berpegangan erat,
sampai Hari Kebangkitan,
kepada rumusan baku ini:
"para pemuka, leluhur golongan kami
tahu jawaban terhadap pertanyaanmu itu,
hanya itu masih belum kami pahami."


Hanya Cinta yang dapat menyelamatkanmu
dari keraguan;
tiada hal lain yang dapat menghentikanmu
dari godaan perberbantahan.


Jadilah seorang pencinta,
ringankan lah langkah pencarianmu,
bagai pemburu aliran air,
menjelajah dari sungai ke sungai.


Takkan pernah kau dapatkan
air pembasuh jiwamu,
dari pihak yang mengeringkannya darimu.


Takkan kau pahami kebenaran
dari pihak yang menyedot
pemahaman kebenaranmu.


Dalam Cinta yang agung dan berlimpah,
akan kau jumpai jenis-jenis kecerdasan,
yang berbeda dengan kecerdasan biasa.


Allah lah Pemilik berbagai kecerdasan,
yang berbeda dengan jenis kecerdasanmu;
kecerdasan yang mengatur
makhluk-makhluk di langit.


Kecerdasanmu itu hanya suatu jenis,
gunanya hanya untuk mencari penghidupan
di Bumi; 
(tak kau ketahui) terdapat jenis-jenis
kecerdasan lain,

suatu Akal Sejati,
yang membuat susunan Lelangit
bagaikan bentangan karpet di bawah kakimu.


Ketika engkau mengorbankan akalmu,
dalam cinta kepada Rabb,
Dia menggantinya sepuluh kali lipat,
atau tujuh-ratus kali.


Ketika para perempuan ningrat Mesir saat itu,
mengorbankan akal mereka,
bergegas mereka ke harapan akan cinta Yusuf.

Cinta: juru-minuman kehidupan,
menghabisi akal mereka dalam sekali teguk;
lalu sepanjang hidup, mereka minum
bagian hikmah masing-masing

Keindahan Yang Maha Agung adalah sumber
dari seratus Yusuf,
wahai pejalan fakir abdikan hidupmu
pada keindahan itu.

Wahai jiwa,
hanya Cinta yang dapat mengakhiri sengketa,
hanya Cinta saja yang datang menghampirimu
ketika engkau menjerit minta tolong
agar diselamatkan dari tengah perdebatan.

Kefasihan membisu di hadapan Cinta:
takkan ia berani bertengkar.

Karena sang pencinta takut,
jika ia membantah,
maka mutiara mistiknya
akan terjatuh melalui mulutnya.

Ditutupnya mulutnya rapat-rapat
jangan sampai terpancing membantah,
dijaganya mutiara berharga itu
jangan sampai jatuh dan lalu hilang.

Ini seperti cerita para sahabat,
"Ketika sang Nabi membacakan ayat dari al-Qur'an,
maka dalam saat penuh rahmat itu,
Rasulullah  meminta kami memperhatikan
dengan penuh takzim."

 Itu seolah-olah ada seekor burung langka
hinggap di atas kepalamu, dan engkau gemetaran
--takut mengagetkannya.

Engkau tak berani bergerak, 
takut burung indah itu terbang.

Kau tahan nafasmu, kau tahan batukmu,
supaya burung itu tak pergi.

Apabila ada yang mengajakmu bicara,
kau letakkan jari di depan bibirmu,
artinya: "Hush, diam!"

Seperti itu lah ketakjuban:
ia membuatmu diam,
ia meletakkan tutup di atas cerek,
dan mengisimu dengan cinta yang menggelegak.



Sumber:
Rumi: Matsnavi  V: 3119 - 3250
Terjemahan ke Bahasa Inggris oleh Nicholson.

2 komentar:

Anonim mengatakan...

..miss you..i'm just saying..

ngrumi mengatakan...

Terimakasih.
Salam.