Minggu, 15 Desember 2013

Lepaskanlah Beban

Lepaskanlah beban kehidupan ini,
agar dapat kukunjungi
taman kaum yang shaleh.

Lalu, bagai ashabul-kahfi,

kutelusuri jalan penuh karunia
ketika tak lagi kuterjaga,
bukan pula kutertidur.

Ku kan berbaring ke sebelah kanan,

atau ke sebelah kiri;
tak akan aku berguling bagai bola,
kecuali tak sengaja.

Seperti itulah, wahai Al-Hakim,

Engkau membolak-balikkan aku
kadang ke kanan, kadang ke kiri.  [1]

Ratusan ribu tahun aku melayang

kesana-kemari, bak debu di udara.  [2]

Telah kulupakan keadaan saat itu,

tapi ketika jiwaku tengah lebur,
dibawa aku kembali ke sana,
dan perlahan ingatanku pulih.

Setiap malam kudamba kemerdekaan

dari salib bercabang empat ini,  [3]
dan melesat dari wadah sementara yang sesak ini,
menuju padang ruhaniyah nan lapang.

Bersama sang juru-rawatku: tidur yang lebur,

kuhirup kembali susu berupa pengetahuan
masa-masaku yang telah berlalu,
yaa Rabbi.

Semua makhluk melarikan diri 

dari kehendak-bebas
dan keberadaan diri mereka sendiri
menuju sisi ketidak-sadaran.

Agar sejenak mereka dapat rehat 

dari terbatasnya kesadaran mereka,
mereka gunakan bantuan minuman dan irama. [4]

Semua makhluk berakal paham,

keberadaan ini bisa memerangkap,
dan hilir-mudiknya pikiran dan ingatan
dapat menjadi sebuah neraka.


Wahai manusia yang berakhlak baik,
lihatlah mereka bergegas
tinggalkan keakuan diri
menuju ketiadaan ego;
dengan meleburkan-diri,
atau dengan amal yang berat.


Catatan:
[1]  Dari QS al-Kahfi [18]: 18, "... dan Kami bolak-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri..."



[2]  Ini tentang periode ketika jiwa belum dimasukkan ke dalam jasmani.

[3]  Lepasnya jiwa dari penjara jasmani (yang terbentuk dari 4 unsur).

[4]  "Minuman," pengetahuan anugerah Rabb, sangat menyegarkan jiwa;
"irama," ritme jalannya kehidupan yang berpola selaras pengajaran-Nya.


Sumber:
Rumi: Matsnavi VI: 216 - 227
Terjemahan ke Bahasa Inggris oleh Nicholson.


Tidak ada komentar: