Kamis, 14 Agustus 2014

Sebuah Panggilan dari Semesta tak Kasat Mata

Seekor merpati,
yang masih belajar terbang,
mendadak membelah udara,
melesat ke angkasa
--ketika didengarnya sebuah siulan:
sebuah panggilan
dari semesta tak-kasat mata.

Ketika Sang Kekasih,
dambaan segenap semesta
mengirimkan utusan yang berkata,
"Kembali lah kepada-Ku,"
tak pelak lagi jiwa si murid langsung terbang.

Tak mampu dia tahan lonjakan ke atas,
ketika sayapnya diberi tarikan seperti itu;
tak mampu dia cegah,
ditembusnya hijab raga
ketika datang pesan seperti itu.

Sungguh mencengangkan,
Rembulan yang menarik semua jiwa itu.

Sungguh mencengangkan,
Jalan rahasia, yang melaluinya,
jiwa-jiwa itu dilintaskan.

Kasih sayang Ilahiah berkirim pesan,
"Kembali lah kemari,
karena di dalam penjara sempit itu
jiwamu berguncang gelisah.

Tapi seperti di dalam rumah tanpa pintu,
kau bagaikan burung tanpa sayap;
kau yang seharusnya melayang di udara
telah terjatuh begitu rendah.

Akhirnya, kegelisahan membuka pintu
welas-asih: terus kepakkan sayapmu
ke arah pintu dan atap semesta
--itu lah kuncinya.

Sampai engkau menyeru kepada-Ku,
takkan kau ketahui jalan kembali,
karena hanya melalui kehendak Kami
jalan menjadi nyata bagi akalmu."

Apa saja yang ditarik
ke arah semesta di atas sana:
jika sebelumnya tua,
dia akan kembali muda.

Apa pun yang turun ke sini,
bersama waktu dia akan
menjadi usang.

Karena itu, teguh lah engkau
menghadap ke semesta tak-kasat mata,
jangan menoleh ke belakang;
tegak lah dalam perlindungan Tuhan,
di sanalah terletak semua perbaikan
dan keberuntungan.

Kini, diam lah,
bertolak lah menuju Sang Guru Sejati,
yang menuangkan ke cangkir-jasadmu
anggur murni dari sisi-Nya.



Sumber:
Rumi: Divan-i Syamsi Tabriz, ghazal 791
Terjemahan ke Bahasa Inggris oleh A.J. Arberry
dalam Mystical Poems of Rumi 1
The University of Chicago Press, 1968.


Terjemahan ke Bahasa Inggris oleh Nicholson
Terjemahan ke Bahasa Indonesia oleh ngRumi.

Kamis, 07 Agustus 2014

Rahmat-Nya yang Tersembunyi

Engkau bagai Langit
dan aku seperti Bumi,
yang terpesona pada apa-apa
yang Kau tumbuhkan dalam hatiku.



Haus aku, kering bibirku,
hanya rahmat-Mu berupa hujan
yang dapat mengubah bumi 
menjadi sebuah taman mawar.

Karena-Mu ia mengandung sesuatu
dan Engkau lah yang tahu bebannya.

Ia bergetar, ia berputar, ia merintih,
ia melahirkan suatu dambaan Ilahiah.

Sang Kekasih merawat pecinta-Nya
dan melimpahi mereka bermacam hidangan.

Terkadang diikat-Nya mereka
dengan tali nalar fikiran;
kali lain dibebaskannya mereka agar menari.

Pandang lah taman penuh aneka bunga,
tak mampu mereka menahan luapan kegembiraan.

Pandang lah kuasa Ilahiah Sang Tunggal
mengubah tanah lempung hina 
menjadi bentuk yang anggun.

Semua yang kita tatap ini adalah hijab
dari Matahari yang tak pernah tenggelam itu;
Matahari yang sudah ada sejak awal,
dan dengan diam-diam
--pada saatnya--akan Dia ungkapkan
apa-apa yang telah ditanam.



Sumber:
Rumi: Divan-i Syamsi Tabriz, ghazal 3048
Terjemahan Azima Melita Kolin dan Maryam Mafi
dalam Rumi: Hidden Music
HarperCollins Publishers Ltd, 2001

Rabu, 06 Agustus 2014

Bernyala Tanpa Bayangan

Ketika melalui kefakiran ruhaniyah
seseorang dirahmati dengan
kematian dari dirinya sendiri,
meneladan sang Nabi saw;
dia kehilangan bayangannya.

Menjadi fana, 
sesuai sabda sang Nabi,
"kefakiran adalah kebanggaanku."

Dia jadi tak memiliki bayangan,
bagaikan nyala sebatang lilin.

Ketika lilin telah seluruhnya menyala
dari kepala sampai ke kaki,
bayangan tak dapat menghampirinya.

Sang lilin telah berpisah dari dirinya sendiri
dan dari bayangannya menuju terang benderang,
demi Yang Tunggal, yang telah menciptakannya.

Ketika kepadanya Tuhan berkata,
"Kubentuk engkau agar fana;"
dia menjawab, "Karenanya aku berlindung
didalam fana."



Catatan:
Fana: secara ringkas berarti sirnanya keakuan diri dalam Wajah
Rabb, lihat QS [55]: 26 - 27.


Sumber:
Rumi: Matsnavi  V: 672 - 676
Berdasarkan terjemahan Camille dan Kabir Helminski,
dalam Rumi: Jewels of Rememberance,
Threshold Books, 1996;
berdasarkan terjemahan dari Bahasa Persia
oleh Yahya Monasra.

Senin, 04 Agustus 2014

Istimewanya Al-Fatihah



Al-Fatihah itu istimewa
didalam 
menarik kebaikan
dan menghindarkan kejahatan.

Jika apa saja selain Tuhan tampil padamu,
itu dampak dari khayal-Nya;
dan jika apa saja yang selain Tuhan
lenyap dari pandanganmu,
itu karena dibangunkan-Nya engkau
kepada apa yang haqq.


Sumber:
Rumi: Matsnavi  VI: 3355 - 3356
Terjemahan Camille dan Kabir Helminski
dalam Rumi: Jewels of Rememberance"
Threshold Books, 1996
Berdasarkan terjemahan dari Bahasa Persia
oleh Yahya Monastra.