Minggu, 07 Desember 2014

Seandainya Sempat Kau Kenali

Seandainya sempat kau kenali
dirimu sendiri,
walau sekejap.

Seandainya sempat kau tatap

--walau sekilas--
keindahan wajah sejatimu sendiri.

Maka takkan lagi kau tertidur

didalam campuran lempung dan air ini,
bagaikan seekor hewan:
kau kan bertolak ke rumah kebahagiaan
bersama jiwa-jiwa nan indah.

Kau harus telusuri jalan

sampai ke sudut-sudut terjauh dirimu sendiri,
agar diri sejatimu terejawantahkan;
karena Khazanah Tersembunyi
masih tersimpan di dalam dirimu.

Seandainya engkau hanya terdiri

atas sesosok tubuh,
maka takkan pernah kau dengar kabar
mengenai jiwa
seandainya engkau hanya jiwa saja
maka engkau sudah dalam kebahagiaan
bersama dirimu sendiri.

Seperti orang lain kau berhadapan

dengan kebaikan dan kejahatan;
kau hadapi semua itu 
dengan apa yang ada pada dirimu.

Seandainya engkau itu suatu jenis sayuran,

maka kau miliki suatu cita-rasa khas;
seandainya engkau itu sebuah periuk
maka ada panas yang pas 
untuk membuatmu mendidih.

Seandainya dengan putaran pemurnian itu

kau berhasil tersucikan
maka kau akan tinggal
di puncak Lelangit
bersama mereka yang suci.

Kepada semua citra

yang terbentuk dalam alam-khayal-mu
akan kau sampaikan:
"Salam wahai jiwaku,
Salam wahai semestaku."


Ketika citra-citra itu menghilang

maka engkau, engkau sendiri lah
yang menjadi jiwa
yang menjadi semesta.

Cukup lah sekian,

kata-katamu telah menjadi rantai
pengikat akalmu sendiri.

Jika tak terantai kata-kata itu,

kau tak lain daripada lisan murni
yang menyuarakan Akal Sejati.

Cukup lah sekian,

karena ilmumu menghijabi
lapis-lapis ilmu yang lebih dalam--
seandainya kau kenali Raja dalam dirimu
mengapa betah kau bertahan
hanya menjadi seorang penerjemah?


Catatan
Silakan periksa puisi-puisi lain yang terkait dengan ghazal ini,

Khazanah Tersembunyi


Buncis Rebus


Sumber:
Rumi: Divan-i Syamsi Tabriz, ghazal 3003
Terjemahan ke Bahasa Inggris oleh Willam Chittick
dalam  The Sufi Path of Love,
SUNY Press, Albany, 1983.

Tidak ada komentar: