Sabtu, 28 Februari 2015
Pusatkan Perhatianmu ke Muka
Sang penjelajah langit berlalu;
Debu naik dan mengambang di udara;
Dia melaju; tapi debu yang dia tinggalkan
Masih mengambang di sini.
Pusatkan penglihatanmu ke muka,
Tak perlu menoleh ke kiri atau ke kanan;
Debunya mengambang disini, tapi dia
Berada di ketak-terbatasan.
Sumber:
Rumi: Rubaiyat
Berdasarkan terjemahan ke Bahasa Inggris
oleh A.J. Arberry, 1949
Jalan Keyakinan
Ketika kau tuntun aku menapaki
Jalan keyakinan
Kau taruh amanah di pundakku
Agar ditegakkan hingga ajal.
"Tak kuat aku," kadang ku menjerit,
"Beban ini terlalu berat";
Bersama-Mu aku diperkuat,
Agar mampu memikul tugas.
Sumber:
Rumi: Rubaiyat
Terjemahan oleh A.J. Arberry, 1949.
Dengarkanlah dalam Diam
Jika kau miliki telinga, dengarkanlah,
Terimalah pesanku dengan jernih;
Dengan Dia memenuhi seluruh isi hatimu
Berpisahlah kau dari dirimu sendiri.
Tutup mulutmu, ketika terangnya
penglihatanmu mencerap visi yang muncul:
Tak perlu kau tambahkan pendapatmu
Karena semua telah kau saksikan di sana.
Sumber:
Rumi: Rubaiyat
Berdasarkan terjemahan ke Bahasa Inggris
oleh A.J. Arberry, 1949.
Label:
bashirah,
do'a,
dzikr,
nafs,
pendengaran,
penglihatan,
qalb,
Rubaiyat,
saksi,
visi
Pintu Itu
Langganan:
Postingan (Atom)