Minggu, 01 Maret 2015

Bagai Seorang Penyelam


Ragamu ada disini
bersama orang-orang lain,
tapi qalb-mu mengembara
ke padang-padang perburuan.

Engkau menjelajah bersama para pemburu

walau sesungguhnya dirimu:
jiwamu itu lah, yang mereka buru.
 
Bagai sebatang seruling bambu,
ragamu adalah sebuah selubung;
dari dalam sana terdengar suaramu
yang berdesir gelisah.

Semestinya kau itu bagai seorang penyelam: 

ragamu bagai pakaian;
yang kadang dilepaskan
dan ditinggal di tepi pantai.

Pada laut itu terdapat banyak jalur

bagai nadi pada tubuhmu,
ada yang berwarna terang ada pula yang gelap.
Qalb menerima cahanya 
dari nadi yang terang.

Bahkan jika kau angkat selubungmu

dapat kutunjukkan padamu hal itu.

Dirimu yang sebenarnya tersembunyi

bagai darah di dalam nadi,
dan engkau menghindar karena malu,
bila kusentuh.

Nadi-nadi itu bagai seruling

yang perdengarkan nada manis nan pilu:
musik dari lautan tak berpantai,
yang gelombangnya menggemuruh
dari semesta tak-berhingga.


Sumber:
Rumi: Divan-i Syamsi Tabriz, ghazal (no belum diketahui).
Berdasarkan terjemahan ke Bahasa Inggris
oleh Kabir Helminski.
Dalam The Pocket Rumi, --1st ed.
Shambhala, 2008.