Baru Saja Pengetahuan Datang
Baru saja pengetahuan datang:
mungkin sebelumnya tak kau miliki pengetahuan.
Hati tengah cemburu berdarah-darah:
mungkin sebelumnya tak kau miliki hati.
Rembulan telah memperlihatkan wajahnya dan
membuka sayap-sayap cahayanya:
Jika tak kau miliki jiwa dan penglihatan,
pinjamlah dari dia.
Siang dan malam,
melesat sebatang anak-panah bersayap,
dari busur yang tersembunyi:
Serahkanlah hidup-nyamanmu;
apalagi yang bisa engkau lakukan,
tak engkau miliki perisai.
Masih belum jugakah tembaga keberadaanmu
diubah oleh kimia-Nya, menjadi emas,
seperti Musa?
Tidak jadi soal, jika tidak engkau
miliki sekantung emas,
seperti Qarun.
Ada negeri Mesir dalam dirimu, dan
engkau adalah taman tebunya.
Tidak jadi soal, jika tidak engkau
peroleh manisnya dunia
di luar dirimu.
Malahan engkau menjadi seorang
budak bentuk-bentuk, bagaikan
para penyembah berhala.
Engkau mirip Yusuf, tetapi tak pernah
engkau lirik dirimu sendiri.
Demi Rabb,
ketika engkau tatap,
kecantikan dirimu sendiri,
di dalam cermin,
Engkau akan menjadi berhala
bagi dirimu sendiri, siapapun
tidak akan menandingimu.
Wahai akal,
tidakkah engkau berlaku tak-adil
ketika memanggilnya bagaikan-rembulan,
Tidakkah seharusnya engkau
memanggilnya rembulan: mungkin
tak engkau miliki penglihatan.
Kepalamu bagaikan sebuah lampu
yang memiliki enam sumbu:
Bagaimanakah keenamnya bersinar, kecuali
jika kau miliki nyala itu?
Ragamu bagaikan seekor unta, untuk bergerak
ke Ka'bahnya jiwa;
Engkau gagal pergi berhaji karena kelakuanmu
bagaikan keledai, bukannya
karena engkau tak punya hewan-tunggangan.
Jika tak juga engkau tempuh perjalanan ke Ka'bah,
Keberuntungan akan menyeretmu
ke sana.
Jangan kabur, wahai penggigau,
tak mungkin engkau berlindung
dari-Nya.
Sumber:
Rumi: Divan Syamsi Tabriz, no 43,
Terjemahan ke Bahasa Inggris oleh Nicholson.
mungkin sebelumnya tak kau miliki pengetahuan.
Hati tengah cemburu berdarah-darah:
mungkin sebelumnya tak kau miliki hati.
Rembulan telah memperlihatkan wajahnya dan
membuka sayap-sayap cahayanya:
Jika tak kau miliki jiwa dan penglihatan,
pinjamlah dari dia.
Siang dan malam,
melesat sebatang anak-panah bersayap,
dari busur yang tersembunyi:
Serahkanlah hidup-nyamanmu;
apalagi yang bisa engkau lakukan,
tak engkau miliki perisai.
Masih belum jugakah tembaga keberadaanmu
diubah oleh kimia-Nya, menjadi emas,
seperti Musa?
Tidak jadi soal, jika tidak engkau
miliki sekantung emas,
seperti Qarun.
Ada negeri Mesir dalam dirimu, dan
engkau adalah taman tebunya.
Tidak jadi soal, jika tidak engkau
peroleh manisnya dunia
di luar dirimu.
Malahan engkau menjadi seorang
budak bentuk-bentuk, bagaikan
para penyembah berhala.
Engkau mirip Yusuf, tetapi tak pernah
engkau lirik dirimu sendiri.
Demi Rabb,
ketika engkau tatap,
kecantikan dirimu sendiri,
di dalam cermin,
Engkau akan menjadi berhala
bagi dirimu sendiri, siapapun
tidak akan menandingimu.
Wahai akal,
tidakkah engkau berlaku tak-adil
ketika memanggilnya bagaikan-rembulan,
Tidakkah seharusnya engkau
memanggilnya rembulan: mungkin
tak engkau miliki penglihatan.
Kepalamu bagaikan sebuah lampu
yang memiliki enam sumbu:
Bagaimanakah keenamnya bersinar, kecuali
jika kau miliki nyala itu?
Ragamu bagaikan seekor unta, untuk bergerak
ke Ka'bahnya jiwa;
Engkau gagal pergi berhaji karena kelakuanmu
bagaikan keledai, bukannya
karena engkau tak punya hewan-tunggangan.
Jika tak juga engkau tempuh perjalanan ke Ka'bah,
Keberuntungan akan menyeretmu
ke sana.
Jangan kabur, wahai penggigau,
tak mungkin engkau berlindung
dari-Nya.
Sumber:
Rumi: Divan Syamsi Tabriz, no 43,
Terjemahan ke Bahasa Inggris oleh Nicholson.
Komentar
Perkenankan saya yang masih awam ini mengajukan jawaban bahwa "dia" itu adalah "sang Rembulan".
Semoga saya tidak terlalu jauh menyimpang dari maksud orang-orang yang dicintai-Nya, at-Tabriz dan Rumi.
Terimakasih untuk perhatiannya.
Salaam.