Senin, 26 Maret 2018

Yang Satu Itu




Yang Satu Itu …

Dan seseorang berkata, “Aku telah melupakan sesuatu.”  
Sesungguhya,  hanya satu hal saja di dunia ini yang tidak boleh engkau lupakan!

Boleh saja engkau melupakan semua hal lain, kecuali yang satu itu, tanpa engkau harus menjadi risau karenanya. Jika engkau mengingat semua yang lain, tapi  melupakan yang satu itu—maka tiada sesuatu pun telah engkau capai.


Dirimu itu bagaikan seorang utusan yang dikirim sang raja ke sebuah desa dengan suatu tujuan khusus. Jika engkau berangkat dan kemudian mengerjakan seratus tugas lainnya, tapi lalai menyelesaikan satu tugas yang dikhususkan untukmu tersebut, itu sama saja artinya dengan engkau tidak mengerjakan apa-apa.


Demikianlah, manusia diutus ke dunia ini untuk suatu tujuan dan sasaran khusus. Jika seseorang tidak mencapai tujuan itu, berarti ia tidak menyelesaikan apa pun….

“Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanah itu kepada lelangit dan bumi dan gunung-gunung: dan mereka menolak untuk memikulnya dan gentar kepadanya; tetapi manusia mengambilnya: dan sungguh, ia itu zhalim dan bodoh.” (QS Al Ahzab [33]: 72)




Sumber:
Rumi: Fihi ma Fihi, bahasan no. 4

Jumat, 23 Maret 2018

Santapan Cahaya



Walaupun cahaya adalah santapan bagi jiwa
dan bagi penglihatan-qalb,
ragamu pun membutuhkannya. 

Jika ragamu, yang semula kebiasaannya bagaikan setan,  
tak dapat berubah menjadi gemar akan cahaya,
tidaklah sang Nabi akan bersabda,  
"bahkan setanku telah menjadi Muslim." 

Ketika perutmu tengah rakus,
engkau perlu berjarak dengan dunia;
ubahlah asupan makananmu.

Jika qalb-mu yang sedang sakit,
segera cari obatnya:
ubahlah sikapmu.

Jika engkau diperbudak makanan,
bebaskan dirimu,
dengan melemahkan ragamu.

Di dalam lapar terdapat banyak nutrisi:
carilah dengan tekun
dan lambungkan harapan menemui-Nya.

Santaplah cahaya, 
jadilah seperti mata.

Wahai insan,
akrabilah para malaikat.

Seperti malaikat,
jadikan berpuji pada-Nya
sebagai santapanmu.




Sumber:
Rumi: Matsnavi  V: 288, 293 – 298.
Terjemahan ke Bahasa Inggris oleh
Camille dan Kabir Helminski, 
dalam "Rumi: Jewels of Remembrance," 
Threshold Books, 1996.
Terjemahan dari Bahasa Persia oleh
Yahya Monastra.