Kamis, 13 Juni 2019

Prasangka Kemandirian Diri




Seandainya kepandaian dan hikmah
sungguh-sungguh milikku sendiri,
tentu seluruh pertimbangan dan rencana dalam hidupku
dapat kukendalikan sepenuhnya.

Di malam hari,
takkan kesadaranku menghilang
diluar kemauanku;
dan semua inderaku takkan lepas melayang
karena seluruhnya dapat kuamankan
didalam sangkar kemauanku.

Akan kusadari semua tahap perjalanan
yang ditempuh oleh jiwaku;
baik saat ku tak sadar, dalam tidur,
atau saat bala-bencana tiba.

Tapi karena tanganku telah dikosongkan
dari kemampuan melepas atau menggenggam,
oleh kuasa-Nya yang Maha Berdaulat;

maka aku terheran-heran, 
darimana datangnya prasangka akan kemandirianku itu?


Sumber:
Rumi: Matsnavi  VI: 2324 - 2327

Terjemahan ke Bahasa Inggris oleh Kabir Helminski
dari The Rumi Collection,  Threshold Books, 1998.





Wahai yang Teramat Lembut


Wahai yang teramat Lembut,
yang menebarkan benih kesetiaan.

Dan menurunkan hujan kebaikan murni
ke atas bumi hitam ini:

Tentulah kau paham belaka keadaanku,
dimana pun aku berada.

Jangan lagi kau pernah pisahkan
aku dengan Cintaku.

Sumber:
Rumi:  Rubaiyat,  F#566
Terjemahan ke Bahasa Inggris oleh Zara Housmand
Terjemahan ke Bahasa Indonesia oleh ngRumi.
 

Rabu, 12 Juni 2019

Kemurahan Hati



Kemurahan hati seorang berpunya,
dinyatakan  dengan bersedekah harta.

Sedangkan kemurahan hati seorang pencinta,
dengan penyerahan jiwanya.

Jika kau berikan makanan
atas nama Tuhan,
maka kau akan diganjar lebih banyak makanan.

Sedangkan jika kau berikan jiwamu,
atas nama Tuhan,
maka kau akan diganjar dengan suatu Kehidupan Sejati.

Sumber:
Rumi: Matsnavi  I: 2235 – 36
Terjemahan ke Bahasa Inggris oleh
Kabir dan Camille Helminski.
Dalam The Rumi Collection, halaman 140.