Dalam Sunyi
Seorang Pemandu telah memasuki hidup ini,
dalam sunyi.
Pesannya hanya dapat terdengar,
dalam sunyi.
Minumlah seteguk anggurnya,
dan lepaskan dirimu.
Jangan pernah cela kebesaran cintanya,
karena ditolongnya semua yang menderita,
dalam sunyi.
Gosok cerminmu,
diantara tarikan nafasmu.
Ikutilah dia,
lampaui kata-kata.
Dia tahu semua perbuatanmu.
Dia lah yang memutar roda-roda langit,
dalam sunyi.
Ubahlah setiap pikiranmu menjadi seekor burung,
dan lepaskan ke semesta yang lain.
Ada yang menjadi seekor burung-hantu,
ada yang menjadi seekor elang,
ada yang menjadi seekor gagak.
Mereka berbeda satu sama lain,
tapi semuanya sama,
dalam sunyi.
Untuk bisa melihat Rembulan
yang tak bisa dipandang,
lihatlah ke dalam dirimu sendiri,
dalam sunyi.
Jangan katakan sesuatupun
tentang apa-apa yang terdapat
dalam semesta yang ini
atau di semesta yang itu.
Biarkan dia tunjukkan segalanya padamu,
bercahaya sebagai suatu kesatuan,
dalam sunyi.
Sumber: Jonathan Star, Rumi: In the Arms of the Beloved,
2008, hal 162.
Dari: Rumi, Kulliyat-e Shams no 1897
(Badi-uz Zaman Furuzanfar, Ed.)
dalam sunyi.
Pesannya hanya dapat terdengar,
dalam sunyi.
Minumlah seteguk anggurnya,
dan lepaskan dirimu.
Jangan pernah cela kebesaran cintanya,
karena ditolongnya semua yang menderita,
dalam sunyi.
Gosok cerminmu,
diantara tarikan nafasmu.
Ikutilah dia,
lampaui kata-kata.
Dia tahu semua perbuatanmu.
Dia lah yang memutar roda-roda langit,
dalam sunyi.
Ubahlah setiap pikiranmu menjadi seekor burung,
dan lepaskan ke semesta yang lain.
Ada yang menjadi seekor burung-hantu,
ada yang menjadi seekor elang,
ada yang menjadi seekor gagak.
Mereka berbeda satu sama lain,
tapi semuanya sama,
dalam sunyi.
Untuk bisa melihat Rembulan
yang tak bisa dipandang,
lihatlah ke dalam dirimu sendiri,
dalam sunyi.
Jangan katakan sesuatupun
tentang apa-apa yang terdapat
dalam semesta yang ini
atau di semesta yang itu.
Biarkan dia tunjukkan segalanya padamu,
bercahaya sebagai suatu kesatuan,
dalam sunyi.
Sumber: Jonathan Star, Rumi: In the Arms of the Beloved,
2008, hal 162.
Dari: Rumi, Kulliyat-e Shams no 1897
(Badi-uz Zaman Furuzanfar, Ed.)
Komentar