Perhatikanlah
Perhatikanlah,
bagaimana setiap bagian alam berlalu,
dan bagaimana setiap orang tiba
melalui suatu perjalanan. [1]
Perhatikanlah,
bagaimana setiap orang,
dalam hasrat akan nafkah hariannya,
tunduk menghormat kepada penguasanya.
Perhatikanlah,
bagaimana setiap orang,
jatuh bersujud di kaki matahari,
bagaikan redupnya bintang-bintang,
tunduk pada terangnya sang surya.
Perhatikanlah,
bagaimana setiap orang bergegas,
bagaikan arus mencari air,
berlomba-lomba mengalir menuju laut.
Perhatikanlah,
bagaimana sebuah jamuan kehormatan,
disiapkan dari dapur Sang Raja,
untuk setiap orang,
sesuai dengan kebutuhannya. [2]
Perhatikanlah,
bagaimana kecilnya lautan alam-dunia,
bagi para pencari sejati,
sehingga termuat di cangkir-minum mereka. [3]
Perhatikanlah,
mereka yang nafkah hariannya wajah Sang Raja,
tersenyum mereka setiap saat,
merefleksikan keindahan Sang Raja. [4]
Perhatikanlah,
dengan pandangan seorang Syamsi Tabriz:
lihatlah sebuah lautan yang lain,
penuh dengan mutiara. [5]
Catatan:
[1] Setiap makhluk setiap saat dalam penciptaan
yang baru, "setiap saat Dia dalam kesibukan."
(QS [55]: 29)
[2] Menakjubkan bahwa setiap makhluk diketahui
dan dicukupi keperluannya oleh Sang Pencipta.
[3] Pengetahuan kesejatian yang diminumkan-Nya
kepada para pecinta-Nya melalui cangkir qalb mereka
jauh lebih mendalam dan luas, jauh melampaui
semesta alam dunia yang diinderai orang awam.
[4] Ada pecinta sejati yang tak lagi puas dengan
ciptaan--yang kasat-mata maupun tidak;
mereka baru lega ketika mengetahui bahwa
Sang Pencipta berkenan kepada mereka.
[5] Ayn al-haqq dari seorang Insan-Kamil,
menatap kepada inti (mutiara) pengetahuan Ilahiah.
Sumber:
Rumi: Divan-i Syamsi Tabriz, Ghazal 1910
Terjemahan ke Bahasa Inggris oleh A.J. Arberry,
dalam Mystical Poems of Rumi 2,
University of Chicago Press, 1979.
Juga berdasarkan terjemahan Ibrahim Gamard.
bagaimana setiap bagian alam berlalu,
dan bagaimana setiap orang tiba
melalui suatu perjalanan. [1]
Perhatikanlah,
bagaimana setiap orang,
dalam hasrat akan nafkah hariannya,
tunduk menghormat kepada penguasanya.
Perhatikanlah,
bagaimana setiap orang,
jatuh bersujud di kaki matahari,
bagaikan redupnya bintang-bintang,
tunduk pada terangnya sang surya.
Perhatikanlah,
bagaimana setiap orang bergegas,
bagaikan arus mencari air,
berlomba-lomba mengalir menuju laut.
Perhatikanlah,
bagaimana sebuah jamuan kehormatan,
disiapkan dari dapur Sang Raja,
untuk setiap orang,
sesuai dengan kebutuhannya. [2]
Perhatikanlah,
bagaimana kecilnya lautan alam-dunia,
bagi para pencari sejati,
sehingga termuat di cangkir-minum mereka. [3]
Perhatikanlah,
mereka yang nafkah hariannya wajah Sang Raja,
tersenyum mereka setiap saat,
merefleksikan keindahan Sang Raja. [4]
Perhatikanlah,
dengan pandangan seorang Syamsi Tabriz:
lihatlah sebuah lautan yang lain,
penuh dengan mutiara. [5]
Catatan:
[1] Setiap makhluk setiap saat dalam penciptaan
yang baru, "setiap saat Dia dalam kesibukan."
(QS [55]: 29)
[2] Menakjubkan bahwa setiap makhluk diketahui
dan dicukupi keperluannya oleh Sang Pencipta.
[3] Pengetahuan kesejatian yang diminumkan-Nya
kepada para pecinta-Nya melalui cangkir qalb mereka
jauh lebih mendalam dan luas, jauh melampaui
semesta alam dunia yang diinderai orang awam.
[4] Ada pecinta sejati yang tak lagi puas dengan
ciptaan--yang kasat-mata maupun tidak;
mereka baru lega ketika mengetahui bahwa
Sang Pencipta berkenan kepada mereka.
[5] Ayn al-haqq dari seorang Insan-Kamil,
menatap kepada inti (mutiara) pengetahuan Ilahiah.
Sumber:
Rumi: Divan-i Syamsi Tabriz, Ghazal 1910
Terjemahan ke Bahasa Inggris oleh A.J. Arberry,
dalam Mystical Poems of Rumi 2,
University of Chicago Press, 1979.
Juga berdasarkan terjemahan Ibrahim Gamard.
Komentar