Tingkatkan Pencarianmu
Jika terus kau jaga harapanmu,
yang merindu pada Langit,
walau sampai gemetaran engkau
bagai daun diterpa angin,
maka air dan api ruhaniyah akan muncul,
dan meningkatkan kesejatianmu.
Tak diragukan lagi,
rindumu itu yang kan membawamu sampai ke sana.
Jangan hiraukan kelemahanmu,
yang harus kau jaga itu kedalaman rindumu.
Sesungguhnya pencarian ini
adalah janji Tuhan dalam dirimu,
walau sampai gemetaran engkau
bagai daun diterpa angin,
maka air dan api ruhaniyah akan muncul,
dan meningkatkan kesejatianmu.
Tak diragukan lagi,
rindumu itu yang kan membawamu sampai ke sana.
Jangan hiraukan kelemahanmu,
yang harus kau jaga itu kedalaman rindumu.
Sesungguhnya pencarian ini
adalah janji Tuhan dalam dirimu,
karena setiap pencari layak dapatkan
apa yang dicarinya.
Tingkatkan pencarianmu,
sampai qalb-mu merdeka dari penjara
--yaitu ragamu sendiri.
Biarkan saja orang awam mengatakan,
"sungguh malang nasibnya, dia telah mati,"
mereka tak mendengar jawabanmu,
"sesungguhnya aku hidup, wahai orang lalai,
Walaupun, seperti raga yang lain,
tubuhku telah dikuburkan,
ke delapan surga memekar dalam qalb-ku."
Ketika jiwa bercengkerama di taman
penuh berbagai bunga indah,
tak perlu dirisaukan raga yang berkalang tanah.
Bagi jiwa yang telah tersucikan,
sama sekali tidak menjadi soal jika raganya
dimakamkan di kuburan indah atau seadanya.
Malah sebenarnya, dari alam jiwa nan penuh-warna,
dia berseru, "... seandainya saja kaumku mengetahui." [1]
Jika jiwa tak memiliki suatu kehidupan yang berbeda
dari raga, lalu untuk siapakah Langit disiapkan
sebagai istana bagi kehidupan abadi?
apa yang dicarinya.
Tingkatkan pencarianmu,
sampai qalb-mu merdeka dari penjara
--yaitu ragamu sendiri.
Biarkan saja orang awam mengatakan,
"sungguh malang nasibnya, dia telah mati,"
mereka tak mendengar jawabanmu,
"sesungguhnya aku hidup, wahai orang lalai,
Walaupun, seperti raga yang lain,
tubuhku telah dikuburkan,
ke delapan surga memekar dalam qalb-ku."
Ketika jiwa bercengkerama di taman
penuh berbagai bunga indah,
tak perlu dirisaukan raga yang berkalang tanah.
Bagi jiwa yang telah tersucikan,
sama sekali tidak menjadi soal jika raganya
dimakamkan di kuburan indah atau seadanya.
Malah sebenarnya, dari alam jiwa nan penuh-warna,
dia berseru, "... seandainya saja kaumku mengetahui." [1]
Jika jiwa tak memiliki suatu kehidupan yang berbeda
dari raga, lalu untuk siapakah Langit disiapkan
sebagai istana bagi kehidupan abadi?
Jika jiwa tak memiliki suatu kehidupan yang berbeda
dari raga, kepada siapakah ditujukan janji,
"Dan di Langit terdapat rezekimu." [2]
dari raga, kepada siapakah ditujukan janji,
"Dan di Langit terdapat rezekimu." [2]
Catatan:
[1] QS YaSin [36]: 26.
[2] QS Adz-Dzariyat [51]: 22.
Sumber:
Rumi: Matsnavi V: 1731 - 1742
Terjemahan ke Bahasa Inggris oleh Nicholson.
Juga terdapat pada terjemahan versi
Camille dan Kabir Helminski
dalam Rumi: Jewel of Rememberance
Threshold Books, 1996
yang bersumber terjemahan dari Bahasa Persia
oleh Yahya Monastra.
dalam Rumi: Jewel of Rememberance
Threshold Books, 1996
yang bersumber terjemahan dari Bahasa Persia
oleh Yahya Monastra.
Komentar
Semoga berguna.