Bersama dengan-Mu
Bersama dengan-Mu
adalah satu-satunya sumber
kebahagiaanku.
Karena semua selain Engkau
adalah bentuk,
tapi hanya Engkau yang sungguh Haqq.
Jangan pernah pisahkan aku
dari-Mu,
karena tak mungkin
sebuah kapal berlayar
tanpa air.
Aku sebuah kitab yang cacat,
tapi ketika Engkau yang membaca,
Kau pulihkan aku.
Yusuf selamat [1]
walau dikepung seratus serigala
ketika Engkau yang menjadi gembala.
Setiap kali Engkau bertanya,
"Bagaimana kabarmu?"
wajahku memucat
dan air-mataku bercucuran.
Ke dua hal itu hanya lah tanda
bagi mereka yang kasar dan rendah;
apa lah artinya tanda-tanda bagi-Mu,
yang tak memerlukan satu pun tanda.
Kau dengar bisikan tak terucapkan,
Kau baca niat tak tertulis.
Kau perlihatkan visi
di luar tidur;
tanpa air
Kau perjalankan kapal.
Wahai diriku: diam lah,
karena dari ketiadaan telah tiba sabda,
"Kau tak dapat melihat Ku." [2]
Catatan:
[1] Merujuk kepada kisah terkenal nabi Yusuf ketika remaja,
yang diperdayai saudara-saudaranya sendiri (QS Yusuf [12]: 13)
dan seterusnya.
[2] Ode ini memberi sedikit singkapan tentang keakraban seorang
hamba yang berada pada tataran nabi atau wali, yang sedemikian
akrab, sehingga ber-"aku dan Engkau" dengan Rabb-nya.
Rujukan pada Al-Qur'an memperlihatkan, misalnya, keakraban nabi
Musa as, dengan Rabb, sedemikian rupa sehingga beliau berucap,
"... Ya Tuhanku, tampakkanlah (diri-Mu) kepadaku agar aku dapat
melihat-Mu. (Allah berfirman) Engkau takkan sanggup melihat-Ku..."
(QS al-A'raf [7]: 143).
[1] Merujuk kepada kisah terkenal nabi Yusuf ketika remaja,
yang diperdayai saudara-saudaranya sendiri (QS Yusuf [12]: 13)
dan seterusnya.
[2] Ode ini memberi sedikit singkapan tentang keakraban seorang
hamba yang berada pada tataran nabi atau wali, yang sedemikian
akrab, sehingga ber-"aku dan Engkau" dengan Rabb-nya.
Rujukan pada Al-Qur'an memperlihatkan, misalnya, keakraban nabi
Musa as, dengan Rabb, sedemikian rupa sehingga beliau berucap,
"... Ya Tuhanku, tampakkanlah (diri-Mu) kepadaku agar aku dapat
melihat-Mu. (Allah berfirman) Engkau takkan sanggup melihat-Ku..."
(QS al-A'raf [7]: 143).
Sumber:
Rumi: "Divan-i Syamsi Tabriz," ghazal no. 2756
Terjemahan ke Bahasa Inggris oleh A.J. Arberry
dalam "Mystical Poem of Rumi 2"
The University of Chicago Press, 1979/ 1991.
Rumi: "Divan-i Syamsi Tabriz," ghazal no. 2756
Terjemahan ke Bahasa Inggris oleh A.J. Arberry
dalam "Mystical Poem of Rumi 2"
The University of Chicago Press, 1979/ 1991.
Komentar
Senang mendengar blog ini ada gunanya bagi anda.
Saya menerjemahkan sesempatnya, semampunya. Terutama untuk menasehati diri sendiri.
Terimakasih atas dukungan anda.