Ku kan Berlari Cepat













Ku kan berlari cepat,
dan takkan ku berhenti,
sampai aku bergabung dengan kafilahku.  [1]

Ku kan lebur bagai udara
dan musnah,
hingga Sang Kekasih meraihku.

Menyala gembira hatiku,
bagai api yang memusnahkan rumahku,
lalu berkelana aku ke gurun.

Aku akan menjadi debu
di tanah padang yang tandus
sampai Kau buat aku menghijau teduh.  [2]

Aku akan mengalir
merendah bagaikan air
bersujud sepanjang jalan
menuju ke taman-mawar-Mu.

Sejak aku jatuh dari langit             [3]
gemetaran aku bagai butiran debu.
Aku baru aman dan tenang           [4]
jika kucapai Tujuan.                  

Kudapati langit penuh hal mengerikan
dan bumi tempat kehancuran;
aku kan selamat dari ke dua bahaya ini
ketika kuraih Sang Sultan.             [5]

Di alam-dunia yang tersusun dari tanah dan air ini

bercampur-baur kekufuran dan kehancuran,
kulewati hati penuh kemusyrikan
agar kucapai keimanan.

Sang Raja penguasa semesta alam
yang menjaga kesetimbangan dan keserasian,
memandang kepada pencinta yang seimbang--

Kudamba wajahku bersinar kekuningan  [6]
bagai kilau mata-uang emas                          
sehingga ditempatkan-Nya aku
dalam keseimbangan-Nya.

Rahmat-Nya bagaikan air,
mengalir ke tempat yang rendah.
Aku kan menjadi debu
agar teraliri Rahmat-Nya
supaya ditarik aku menuju ar-Rahim.


Takkan seorang tabib
merawat dan meracik obat
jika tak ada penyakit.

Sekujur diriku--lahir dan batin--sakit  [7]
agar kuraih tangan
Sang Penyembuh.


Catatan:
[1]  "Maka kemana kah kau akan pergi?"
(QS at-Takwir [81]: 26)

"Sesungguhnya ku kan menghadap kepada Tuhanku,
kiranya Dia menunjukiku."

(QS ash Shaaffaat [37]: 99)

[2]  Curahan air pengetahuan ketuhanan dari langit hakiki
membuat bumi diri sang mukmin menghijau,
"Tidak kah kau lihat bahwa Allah menurunkan air dari langit
lalu jadi lah bumi itu hijau..."

(QS al Hajj [22]: 63)

[3]  Salah satu makna dari
"Turun lah kalian bersama-sama..."
(QS Thaahaa [20] 123)

[4]  "... yang megamankan mereka dari ketakutan."
(QS al Quraisy [106]: 4)

[5]  "... dan adakan lah bagiku dari sisi Engkau suatu
kuasa (sulthan) yang menolong."

(QS al Israa [17]: 80)

[6]  Warna wajah sejati orang yang dilimpahi kahikat pengetahuan
ad-Diin ke qalb-nya.

[7]  "dan bila aku sakit, Dia lah yang menyembuhkanku."
(QS asy Syu'araa  [26]: 80)



Sumber:
Rumi: Divan-i Syamsi Tabriz  ghazal 1400
Terjemahan ke Bahasa Inggris oleh William C. Chittick
dalam "The Sufi Path of Love-The Spiritual Teachings of Rumi"
The State University of New York, Albany, 1983.

Dibandingkan dengan terjemahan oleh
Azima Melita Kolin dan Maryam Mafi
dalam "Rumi: Hidden Music"
HarperCollins Publishers Ltd, 1983.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Wahai Airmata yang Berlinang

Nama Sejati

Matilah Sebelum Engkau Mati