Tenggelam dalam Rabb





Bendunglah aliran gairah
ketika arusnya membanjir,
sehingga tak memalukan dan meruntuhkanmu.

Tetapi, mengapa aku takut runtuh?
Bukankah dibawah puing-puing keruntuhan diri, 
khazanah tersembunyi telah lama menanti?

Sang pencinta yang telah tenggelam dalam Rabb, 
berharap agar tenggelam lebih dalam lagi.

Sementara jiwanya naik turun dihempas gelombang, 
masih dia sempat bertanya, 
"Dimanakah yang lebih menyenangkan, 
di puncak gelombang, atau di dasar laut?"

Wahai qalb,
kau akan pecah berkeping-keping
oleh prasangka-buruk, jika masih 
mengenali perbedaan rasa bahagia dan sengsara.

Walaupun kehendakmu terasa manis;
bukankah Sang Kekasih menghendakimu
tanpa kehendak?

Setiap bintang dari sisi-Nya 
setara dengan nilai harta-tebusan seratus bulan baru:
adalah hak-Nya memotong semua urusan duniawimu
demi urusan dari-Nya.

Agar mendapatkan ganjaran dan tebusan-Nya, 
bergegaslah pertaruhkan jiwamu.

Hidup para pencinta itu berada di dalam kematian: 
takkan kau dapatkan Hati Sang Kekasih, 
sampai dengan kau kehilangan hatimu sendiri.



Sumber:
Matsnavi I: 1743 - 1751
Terjemahan ke Bahasa Inggris oleh Nicholson.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Wahai Airmata yang Berlinang

Nama Sejati

Matilah Sebelum Engkau Mati