Kesenangan yang Melenakan dan Menipu



Semua kesenangan yang egois itu melenakan
dan menipu.

Bagaikan secercah cahaya kilat yang
lalu diikuti kegelapan.

Cahaya kilat itu tak memadai 
untukmu membaca,
apalagi membantumu mencapai tujuanmu.

Jalanmu akan panjang,
dan tanpa seorangpun pemandu.

Tipuan di tengah malam
akan membuatmu semakin jauh tersesat
ke tengah gurun.

Terkadang kau terhalang sebuah gunung;
kali lain, kau terjatuh ke dalam sungai.

Wahai pencari kesenangan duniawi,
takkan kau temukan seorang pemandu;
bahkan, jika kau bertemu dengannya, 
akan kau palingkan wajahmu.

Seraya engkau berkata,
"Telah jauh kutempuh jalan ini,
sang pemandu ini malah memberitahuku,
bahwa aku telah tersesat.

Jika kudengar perkataan yang menakjubkan itu,
aku harus memulai ulang perjalananku, 
dibawah arahannya.

Aku telah habiskan umurku di jalanku ini:
kukan lanjutkan, apapun resikonya.
Enyahlah, para pengkritik!"

Betul, telah jauh kau berjalan,
tetapi hanya dalam prasangka seremeh kilat;
kemarilah, dirikanlah tenda
sebagai bagian dari pencarian,
demi ilham Ilahiah yang seagung terbitnya matahari.

Tentunya kau telah baca ayat,
"sesungguhnya prasangka itu sedikitpun
tak berguna dibandingkan al-Haqq,"                 [1]
tapi cahaya kilat itu telah membutakanmu;
tak kau lihat terbitnya sang surya.

Kemarilah, wahai orang yang malang,
naikilah perahu kami,
atau, setidaknya, ikatkan perahumu ke perahu kami.


Catatan:
[1]  QS Yunus [10]: 36



Sumber:
Rumi: Matsnavi  VI: 4094 - 4106
Terjemahan ke Bahasa Inggris oleh Nicholson
Diterjemahkan ke Bahasa Indonesia oleh ngRumi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Wahai Airmata yang Berlinang

Nama Sejati

Matilah Sebelum Engkau Mati