Menyambut Tamu Agung

 

Foto oleh Meghna R di Unsplash


Tamuku mendadak muncul.

Terkejut, hatiku bertanya,
"Siapa di situ?"
Jiwaku menjawab,
"Rembulan yang Agung."

Sang Tamu ada di dalam rumah,
tetapi kita--seperti kurang waras--
hilir-mudik di jalan-jalan mencarinya.

"Aku di sini,"
terus dia memanggil dari dalam,
sementara kita, bagaikan merpati,
tak hentinya mendekur:
"di manakah, di manakah engkau?"

Seperti saat segerombolan orang,
berkerumun di tengah malam,
sambil mereka berteriak:
"Tolong, ada pencuri!"
Sementara sang pencuri,
yang ada bersama mereka,
ikut berteriak pula.

Suaranya bercampur,
dan akhirnya tenggelam ditelan
suara gerombolan itu.

Ayat yang berbunyi,
"..Dia bersamamu.," [1]
artinya: dalam pencarianmu akan Dia
--Dia bersamamu--lebih dekat
daripada urat lehermu sendiri;
mengapa kau cari Dia
di luar dirimu sendiri?

Mencairlah bagaikan salju,
tahirkan dirimu
--dari dirimu sendiri--
dan biarkan cinta tumbuh di dalam dirimu,
dengan senyap: bagaikan sekuntum bakung.


Catatan:
[1] QS al-Hadid [57]: 3


Sumber:
Rumi: Divan-i Syamsi Tabriz, no 2172
Penerjemah ke Bahasa Inggris oleh
Maryam Mafi dan Azima Melita Kolin.

Tercantum dalam buku
Rumi's Little Book of Life:
The Garden of Soul. the Heart and the Spirit,
Hampton Road Publishing, Inc, 2012.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Wahai Airmata yang Berlinang

Nama Sejati

Matilah Sebelum Engkau Mati