Kamis, 02 Desember 2010

Apakah Artinya Kelimpahan Tanpa Pengemis



Apakah artinya kelimpahan tanpa pengemis?
Keramahan tanpa tamu?


Jadilah pengemis. Jadilah tamu;
Karena kecantikan mencari cermin,
Air memanggil pencari yang haus.


Putus-asa dan kefakiran

adalah ceruk pengikat merah-delima.
Kefakiranmu adalah buraqmu,
janganlah menjadi peti-mati,
yang hanya menunggang
pundak orang lain.


Bersyukurlah kepada-Nya
akan keterbatasanmu;tanpa itu,
boleh-jadi engkau bersikap
bagaikan Fir'aun.Musa a.s, merintih dalam do'anya,
"Rabbi, inni lima anzalta 'ilayya min khayri fakiir." [1]

Jalan Musa a.s.
sepenuhnya tersusun dari
putus-asa dan kefakiran,
dan itu adalah satu-satunya Jalan
menuju Rabb.

Sejak engkau bayi,
kapankah keputus-asaan
pernah mengecewakanmu?

Jalan setapak yang ditempuh Yusuf a.s.
membawanya dibuang kedalam sumur;
janganlah menghindar
dari papan-catur alam-dunia ini,
karena ini adalah permainan-Nya,
dan selalu kita yang terkunci-mati.

Lapar membuat roti-tawar
lebih lezat daripada halvah.
Ketidak-nyamananmu
adalah salah-cerna spiritual;
carilah lapar, rindu dan kebutuhan.

Seekor tikus mengerat sedikit demi sedikit.
Rabb memberinya akal
selaras dengan kebutuhannya.
Tanpa kebutuhan,
Rabb tak akan memberi apa pun.

Bagaimana engkau akan menarik perhatian
Rabb?

Bukankah hutangmu pada-Nya tak-terhitung?

Seorang pengemis
akan memperlihatkan
kebutaan serta kustanya,
tak akan dia berkata,
"Wahai tuan, berilah aku roti;
karena aku adalah seorang hartawan
pemilik lumbung dan istana."

Bawalah seratus kantung emas
dan Rabb akan berkata,
"Bawalah qalb-mu."

Dan jika yang engkau bawa
adalah qalb yang mati,
bagaikan peti-mati di atas pundakmu,
Rabb akan berkata,
"Wahai penipu,
Engkau bagai kuburan!

Persembahkan qalb yang hidup,
qalb yang hidup!"
Jika tak engkau miliki pengetahuan,
hanya prasangka semata,
punyailah prasangka yang baik akan Rabb.
Itulah jalannya.

Jika engkau hanya bisa merangkak,

merangkaklah kepada-Nya.

Jika tak mampu engkau bedo'a dengan jujur,

setidaknya persembahkan do'amu yang kering,
munafik dan penuh keraguan pada-Nya;
karena Rabb, dengan Rahmat-Nya,
juga menerima mata-uang penuh-karat.

Jika engkau miliki seratus keraguan akan
Rabb,
setidaknya kurangilah menjadi sembilan-puluh.

Itulah jalannya.


Wahai pencari,
walaupun telah seratus kali
engkau ingkari janjimu,
bertaubat, dan bertaubatlah kembali!

Karena
Rabb telah bersabda,
"Ketika engkau sedang mi'raj
atau terpuruk di dalam sumur,
ingatlah Aku, karena Aku-lah
Jalan itu."


Catatan:
[1] QS [28]: 30



Sumber: 
Kabir Helminski (Ed.) The Rumi Collection, hal 92
Terjemahan ke Bahasa Inggris oleh Daniel Liebert

1 komentar:

KISAH SUKSES IBU HERAWATI mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.