Sabtu, 18 Desember 2010

Carilah Dia

(Merangkak di tempat Aki, Garut, 27 November 2010)


Wahai mata, 

carilah Dia,
akan kau lihat hal-hal yang menakjubkan.


Wahai jiwa, 
carilah Dia,
barulah akan kau alami riang dan senang.


Wahai fikiran, 
carilah Dia,
sampai engkau mabuk,
seperti penyembah berhala.


Carilah Dia, 
dan akan kau alami kesulitan,
demi Yang Tercinta.


Wahai cinta, 
carilah Dia,
sehingga engkau melesat ke angkasa.


Wahai 'aql, 
carilah Dia,
dan akan kau dapati pengetahuan 
dan pembelajaran sejati.


Rahasia dan keajaibannya,
melampaui sebab-akibat. 
Mata lahiriah terhijab,
karena yang terpandang olehnya 
hanyalah sebab-akibat.


Pencinta di jalan ini,
yang tercemar namanya karena seratus tuduhan,
akan menemukan seratus pujian dan sanjungan,
ketika dia musnah-lebur.


Demi berhaji ke Mekkah,
perjalanan melintasi padang pasir menjadi pantas.
Walau harus bertahan hidup dengan susu unta, 
dan berhadapan dengan penyamun Baduy.


Yang berhaji akhirnya mencium Hajar Aswad,
agar dialaminya kecupan bibir Yang Tercinta.


Mengenai sabda-segar dari Yang Tercinta, 
peliharalah; jangan engkau palsukan 
dengan yang lain: jangan tambahkan 
dengan kata-katamu sendiri;
karena hanya para pencari
yang dapat menemukan tambang emas.




Sumber:

Rumi,
Divan-e Kabir (Divan Syamsi Tabriz), Ghazal 617

Terjemahan ke Bahasa Inggris dari Bahasa Persia
oleh Ibrahim Gamard (2000).

Terjemahan ke Bahasa Indonesia oleh ngRumi (2010)


1 komentar:

KISAH SUKSES IBU HERAWATI mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.