Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2010

Kedai Ilmu

Ilmu biasa, hasil belajar, selalu untuk dijual, ketika ditemukannya pembeli, dia bergairah. Peminat ilmu hakiki adalah al-Haqq sendiri: kedai ilmu seperti itu selalu semarak. Pemilik ilmu hakiki, terkunci lisannya, dan senantiasa terpesona sendiri  oleh  perdagangannya:  p ermintaan tak  mengenal jeda;  karena,   Allah telah membeli...                    [1] Catatan: [1] QS [9]: 111 Konon turunnya ayat ini menggerakkan sayidina Abu Bakr menyedekahkan seluruh hartanya. Sedangkan  bagi keluarganya, beliau "... membawa pulang Allah dan  Rasul-Nya..." Sumber: Rumi, Mathsavi  II: 3265 - 3267              Terjemahan Bahasa Inggris oleh              Camille dan Kabir Helminski,              Rumi: Daylight, Threshold Books, 1994              Diterjemahkan dari Bahasa Persia oleh              YahyĆ” Monastra

Anak Panah dari Busur yang Lebih Besar

Gambar
Aku seorang pencinta, dan dari cinta-Nya, aku tak menghindar. Aku seorang ksatria, dan dari medan perang, aku tak menghindar. Layaknya seekor singa, kuserang para singa lain. Tapi bagai seekor rubah, dari jepitan kepungan, aku tak menghindar. Walaupun lengkung lelangit tujuanku, dari jebakan alam-dunia, aku tak menghindar. Walaupun aku ini obat bagi bermacam penyakit, tapi dari rasa-sakit orang lain, aku tak menghindar. Kuikuti para nabi dengan seluruh jiwaku, tapi dari rekan yang jahat, aku tak menghindar. Aku hidup dalam wadah kecil, bernama kehidupanku ini; aku masih tinggal disini,  karena jiwaku tak menghindar. Satu-satunya sebab diterpanya aku oleh anak-panah lirikan-Nya,  adalah karena dari anak-panah yang berasal dari busur yang lebih-besar itu, aku tak menghindar. Luka-luka akibat perang, berubah menjadi kemenangan, karena dari rasa sakit, aku tak menghindar. Aku mengapung dalam lautan madu, berisikan segala jenis kebahag

Surga di Dasar Sumur

Gambar
Sang terkasih bertanya kepada pemujanya, "Wahai pemuda, telah kau jelajahi berbagai negeri, yang manakah yang paling cantik?"   Sang pemuda menjawab, "negeri tempat buah-hatiku berada."  Dimana saja karpet kehormatan  tergelar bagi Sang Raja, di situ padang luas-membentang, walaupun tempatnya sesempit lubang-jarum.  Dimana pun adanya seorang seperti Yusuf, yang wajahnya cemerlang bagai cahaya rembulan, maka, disitulah Surga, walaupun letaknya di dasar sumur.   Sumber: Rumi, Matsnavi III: 3808 - 3811 Terjemahan ke Bahasa Inggris oleh Nicholson. Terjemahan ke Bahasa Indonesia oleh ngRumi. Foto: Sri, masih merangkak, di rumah Gunawan,  28 November 2010

Jika Tidak Untukmu

Jika ada seseorang yang lisannya fasih, adanya pendengar akan membuatnya tampil. Semangat dan enersi seorang pengajar, bersumber dari muridnya. Boleh jadi seorang pemetik harpa  menguasai  dua-puluh empat macam gaya bermusik, tapi tanpa seorang pendengar,  alat musiknya berubah jadi beban: tiada nada mampir ke ingatannya, sepuluh jarinya jadi kaku. Jika tidak ada yang mendengar pesan  dari Yang tak-Terlihat, tiada nabi membawa wahyu dari Langit. Dan jika tiada mata melihat karya-karya Rabb, tak akan langit berputar, takkan pula bumi tersenyum dalam kesuburannya  yang lembut. "Jika tidak untukmu,"  artinya    [1] seluruh penciptaan itu ditujukan  bagi penglihatan yang memahami dan bagi dia yang menyaksikan. Catatan: [1]  Hadits Qudsi: "Jika tidak untukmu (Muhammad) tidaklah Aku menciptakan segenap semesta." Sumber: Rumi,    Matsnavi V: 1656 - 1661                       Terjemahan ke Bahasa Inggris oleh Nicholson

Carilah Dia

Gambar
(Merangkak di tempat Aki, Garut, 27 November 2010) Wahai mata,  carilah Dia, akan kau lihat hal-hal yang menakjubkan. Wahai jiwa,  carilah Dia, barulah akan kau alami riang dan senang. Wahai fikiran,  carilah Dia, sampai engkau mabuk, seperti penyembah berhala. Carilah Dia,  dan akan kau alami kesulitan, demi Yang Tercinta. Wahai cinta,  carilah Dia, sehingga engkau melesat ke angkasa. Wahai 'aql,  carilah Dia, dan akan kau dapati pengetahuan  dan pembelajaran sejati. Rahasia dan keajaibannya, melampaui sebab-akibat.  Mata lahiriah terhijab, karena yang terpandang olehnya  hanyalah sebab-akibat. Pencinta di jalan ini, yang tercemar namanya karena seratus tuduhan, akan menemukan seratus pujian dan sanjungan, ketika dia musnah-lebur. Demi berhaji ke Mekkah, perjalanan melintasi padang pasir menjadi pantas. Walau harus bertahan hidup dengan susu unta,  dan berhadapan dengan penyamun Baduy. Yang berhaji akhirnya mencium Hajar Aswad, a

Untuk Dicicipi

Wahai pencari, jangan bersedih jika Yang Tercinta mengusirmu; jika hari ini engkau diusir,  itu hanya agar esok Dia memanggilmu. Jika dia menutup pintu untukmu, jangan pergi,  bersabarlah sebentar; karena sabarmu itu akan ditaruh-Nya engkau pada tempat terhormat, disisi-Nya.  Jika Dia menutup bagimu semua jalan dan lintasan, janganlah berputus-asa, akan diperlihatkan-Nya untukmu suatu jalan rahasia, yang tak diketahui orang lain. Perhatikanlah tukang jagal, yang memotong kepala domba dengan pisaunya, tidaklah lalu dia meninggalkan sembelihannya. Ketika tiada lagi nafas pada domba yang disembelih, keahlian selanjutnya dari sang penjagal bagaikan nafas baru, yang menghidupkan kembali binatang itu. Bayangkan, kehidupan seperti apa yang diberikan hembusan-Nya. Itu tadi hanya suatu perbandingan: kemurahan-Nya takkan membunuh satu orang pun, sebaliknya, itu akan mencegah orang membunuh. Diberikan-Nya seluruh kerajaan Sulaiman  kepada seekor semut;  D

Yang Terluput Darimu

Apa-apa yang terluput darimu, karena suatu penetapan Ilahiah;  ketahuilah, itu melepaskan dirimu  dari kesulitan. Ketika orang bertanya, "Apa itu Sufisme?" Sang Syaikh menjawab, "Rasa bahagia dalam  Qalb ketika kesedihan datang." Anggaplah cobaan yang datang dari-Nya sebagai  elang yang membawa sepatu dari sang Nabi,  yang akan menyelamatkan dari gigitan ular. Berbahagialah mereka yang hikmahnya tak berdebu atau berkarat. Rabb  berfirman,  "... jangan berduka-cita atas apa-apa yang terluput darimu...;"         [1] bahkan jika serigala datang  dan memangsa domba-dombamu. Karena guncangan yang dikirim-Nya mencegah  datangnya guncangan yang lebih dahsyat; dan kehilanganmu itu mencegah kehilangan yang lebih besar. Catatan: [1] QS al-Hadid [57]: 23 Sumber :  Rumi ,  Matsnavi  III, 3260 - 3265                 Terjemahan ke Bahasa Inggris oleh  Nicholson

Pencinta tanpa Air-mata

Gambar
Bogor, 13 Juli 2011 Orang yang tak memiliki Kekasih Tercinta bagaikan manusia tanpa kepala. Orang yang kabur dari penjara Cinta bagaikan seekor burung tanpa sayap. Kabar apa yang mungkin dibawa seseorang, yang tak diketahui Sang Penjaga Rahasia. Orang yang ditembus anak-panah lirikan mata-Nya bagaikan ksatria yang terjun ke medan perang tanpa tameng pelindung. Orang yang tak bisa melihat ke dalam dirinya sendiri bagaikan seorang lelaki tanpa keberanian. Orang yang tak bisa membuka pintu qalb- nya sendiri, bagaikan pencinta tanpa air-mata. Dialah yang menempatkan sebuah pintu di tengah Jalan ini. Hanya yang menaruh pintu itu yang dapat membukanya. Mereka bilang, "bangun, bangun, fajar telah merekah!" Siapa yang terjaga hanya ketika fajar tiba? Di langit kami tiada matahari terbit, atau matahari tenggelam. Sumber: Jonathan Star ,  Rumi: In the Arms of the Beloved,  2008, hal 138.  Sumber Asli :  Rumi,  Kulliyat-e Shams  no 721 (Badi-uz Z

Dalam Sunyi

Seorang Pemandu telah memasuki hidup ini, dalam sunyi. Pesannya hanya dapat terdengar, dalam sunyi. Minumlah seteguk anggurnya, dan lepaskan dirimu. Jangan pernah cela kebesaran cintanya, karena ditolongnya semua yang menderita, dalam sunyi. Gosok cerminmu, diantara tarikan nafasmu. Ikutilah dia,   lampaui kata-kata. Dia tahu semua perbuatanmu. Dia lah yang memutar roda-roda langit, dalam sunyi. Ubahlah setiap pikiranmu menjadi seekor burung, dan lepaskan ke semesta yang lain. Ada yang menjadi seekor burung-hantu,   ada yang menjadi seekor elang, ada yang menjadi seekor gagak. Mereka berbeda satu sama lain, tapi semuanya sama, dalam sunyi. Untuk bisa melihat Rembulan yang tak bisa dipandang, lihatlah ke dalam dirimu sendiri, dalam sunyi. Jangan katakan sesuatupun   tentang apa-apa yang terdapat dalam semesta yang ini atau di semesta yang itu. Biarkan dia tunjukkan segalanya padamu, bercahaya sebagai suatu kesatuan, dalam sunyi. Sumber: Jona

Hanya Budak-Nya yang Merdeka

Laut takkan membiarkan penghuninya mentas, tak pula membiarkan penghuni daratan  masuk ke dalamnya. Air adalah rumah bagi ikan, binatang berbobot menapaki muka bumi: Tak ada siasat atau kiat bisa mengubah  pengaturan ini. Ketetapan Ilahiah mengunci begitu kuatnya, dan satu-satunya pembuka adalah Rabb: Melekatlah kepada penyerahan-diri dan ketundukan terhadap kehendak Rabb. Walaupun anak-kunci dibentuk dengan benar --atom demi atomnya--   tiada kunci  yang bisa dibuka,  kecuali oleh Rahmat Ilahiah. Ketika kau lupakan akal-akalanmu sendiri, kebahagian akan datang padamu  dari terpandunya engkau. Ketika engkau lupakan dirimu sendiri, engkau akan diingat oleh-Nya. Ketika engkau telah menjadi budak-Nya, barulah engkau merdeka. Sumber: Rumi , Matsnavi  III, 3071 - 3076              Terjemahan ke Bahasa Inggris oleh Nicholson   

Jendela Penghubung Qalb

Terdapat sebuah jendela yang membentang, menjadi penghubung antar qalb: tidaklah mereka terpisah atau berjarak satu sama lain. Walaupun dua buah lampu tak-tersambung, cahaya-cahaya mereka menyatu. Tiada seorang pecinta mencari tanpa Yang Tercinta juga ikut mencari; sementara cinta dari para pecinta  membuat tubuh mereka setipis tali busur, cinta dari Yang Tercinta membuat mereka indah dan menyenangkan. Ketika kilat cinta bagi Yang Tercinta menyambar ke qalb ini, ketahuilah,  terdapat pula  cinta di Qalb sebelah sana. Ketika cinta kepada Rabb mengisi qalb -mu tak pelak lagi, Rabb telah mencintaimu. Tak ada suara tepukan bersumber hanya dari sebelah tangan. Orang yang haus merintih, "Wahai air yang lezat!" Air memanggil, "Dimana orang kehausan yang akan meminumku?" Dahaga dalam jiwa kita adalah magnet bagi Air: Kita milik-Nya, dan Air itu milik kita. Sumber:   Rumi, Matsnavi III, 4391 - 4399                 Terjemahan ke Bah

Apakah Artinya Kelimpahan Tanpa Pengemis

Gambar
Apakah artinya kelimpahan tanpa pengemis? Keramahan tanpa tamu? Jadilah pengemis. Jadilah tamu; Karena kecantikan mencari cermin, Air memanggil pencari yang haus. Putus-asa dan kefakiran adalah ceruk pengikat merah-delima. Kefakiranmu adalah buraq mu, janganlah menjadi peti-mati, yang hanya menunggang pundak orang lain. Bersyukurlah kepada-Nya akan keterbatasanmu; tanpa itu, boleh-jadi engkau bersikap bagaikan Fir'aun. Musa a.s, merintih dalam do'anya, "Rabbi, inni lima anzalta 'ilayya min khayri fakiir." [1] Jalan Musa a.s. sepenuhnya tersusun dari putus-asa dan kefakiran, dan itu adalah satu-satunya Jalan menuju Rabb . Sejak engkau bayi, kapankah keputus-asaan pernah mengecewakanmu? Jalan setapak yang ditempuh Yusuf a.s. membawanya dibuang kedalam sumur; janganlah menghindar dari papan-catur alam-dunia ini, karena ini adalah permainan-Nya, dan selalu kita yang terkunci-mati. Lapar membuat roti-tawar l