Mari Kita Berangkat
Wahai para pencinta, bangkitlah! [1] Saatnya kita terbang ke langit, cukup sudah kita tinggal di alam ini, saatnya bertolak ke sana. Sungguhpun indah sangat ke dua taman ini, [2] kita lewati saja, bergerak menuju ke Sang Tukang Kebun. Mari teguhkan ruku kita ke arah Laut, [3] layaknya arus deras, mari kita tunggang gelombang, melaju di permukaan sang Laut. Mari kita berangkat, dari pemukiman penuh kesedihan ini, [4] menuju pesta pernikahan; mari ubah wajah kita, dari pucat-pasi, menjadi segar merona. Hati kita keras berdegup, gemetar bagai daun dan ranting kecil yang takut jatuh tercampak; [5] mari mencari suaka di Wilayah Terlindung. Tak mungkin mengelak dari kesakitan, selama kita dalam pengungsian, [6] tak mungkin mengelak dari debu, selama kita tinggal di padang pasir. Bagai burung surgawi bersayap hijau, dan berparuh tajam, [7] mari kita jadi pengumpul gula, bercengkerama di kebun tebu. Terkurung kita oleh bentuk-bentuk, ci