Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2011

Kisah Elang Sang Raja

Gambar
Alkisah, terbanglah seekor elang, meninggalkan istana Raja, sampai dia tersesat ke rumah seorang nenek tua; yang sedang mengaduk tepung, di lantai rumahnya. Si nenek sedang menyiapkan makanan bagi anak-anaknya, ketika dilihatnya elang ningrat yang anggun itu. Segera kaki elang itu diikatnya, dipangkasnya sayapnya, dipotongya cakarnya, dan diberinya jerami untuk makanan. “Pastilah orang salah merawatmu,” katanya, “sayapmu terlalu lebar, dan cakarmu panjang.” “Itulah sebabnya engkau sakit, dan kini aku akan merawatmu.” Ketahuilah sahabat, demikianlah cara orang bodoh memperlakukanmu: orang bodoh sesat jalan. Sang Raja mencari elangnya kesana kemari, sampai akhirnya dia sampai ke gubuk si nenek. Dilihatnya elangnya disitu, dibalik asap dan debu, keadaannya sangat menyedihkan. Sang Raja berkata, “ini adalah ganjaran dari perbuatanmu, engkau tidak teguh dalam bersetia kepadaku.” “Mengapakah engkau tinggalkan Tama

Hanya Sebongkah Tanah Liat

Harta tak langgeng: datang di pagi hari, terserak ke berbagai penjuru ketika malam tiba. Kecantikan ragawi tak abadi: pipi memerah-mawar langsung pucat ketika tergores duri. Keturunan ningrat hampa nilainya, banyak yang jadi dungu karena kemewahan. Tak terhitung anak kaum ningrat mempermalukan penghulu mereka karena akhlak buruk. Mereka yang berbakat juga tak selalu dapat diandalkan, walau tampak gemilang dan mengagumkan: ambilah contoh dari kisah iblis. Iblis sangat pandai, tapi karena cintanya tak murni, tak dilihatnya pada diri Adam, kecuali sebongkah tanah-liat. Sumber: Rumi : Matsnavi VI 255 - 260 Terjemahan ke Bahasa Inggris oleh Nicholson .