[Mengenai sabda Rasulullah saw, ‘ Matilah sebelum engkau mati:’ “Wahai sahabat, matilah sebelum engkau mati, jika yang paling engkau kehendaki adalah hidup; karena dengan mati seperti itu, Idris, as, lebih dulu menjadi seorang penghuni al-Jannah, daripada kita semua.”] E ngkau telah banyak menderita, tetapi engkau masih tetap terhijab, karena kematian itu suatu pokok yang mendasar, dan engkau belum mencapainya. Deritamu tidak akan berakhir sampai engkau mati: engkau tidak dapat menjangkau atap tanpa menyelesaikan tangga panjatan. Walau hanya tersisa dua buah dari seratus anak-tangga, sang pemanjat yang telah keras berjuang tetap terhalang dari menjejakkan kaki di atas atap. Walau tambang hanya kurang satu dari seratus depa, bagaimanakah caranya air-sumur masuk ke dalam timba. Wahai pejalan, takkan pernah kau alami kehancuran kapal keberadaan-diri ini, sampai engkau meletakkan pemberat terakhir. Ketahuilah pemberat terakhir itu sangatlah pokok, ia bagaikan bintang yang me
Komentar
Sedikit clue di bawah Sumber mungkin berguna.
Suwun.
Dia tahu bahwa hati seorang mukmin itu berasa diantara jemari Tuhannya. Jadi jelaslah baginya siapa yang mencerahkan hatinya.
Jadi dia berjuang keras memelihara pendekatan kepada-Nya, mempertahankan cinta kepada-Nya dalam hatinya,
Tapi ada kalanya, dari sisi sang hamba, hatinya bergerak menjauh dari Tuhannya. Manusiawi, siapa insan yang tak jatuh-bangun ketika kembali kepada-Nya?
Btw, Rubaiyat ungkapan yang paling singkat, dan paling sulit dipahami. Diringkas dan dienkripsi dengan sangat padat. Membacanya sangat memerlukan rujuakn Matsnavi dan Divan.
Terimakasih.