Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2013

Merdeka Ketika Berserah Diri

Semula ingin kuceritakan padamu kisah hidupku, tetapi gelombang kepedihan tenggelamkan suaraku. Kucoba utarakan sesuatu, tetapi pikiranku rawan dan remuk, laksana kaca. Bahkan kapal paling megah bisa karam dalam gelombang-badai Laut Cinta apalagi biduk rapuhku, remuk berkeping-keping: tinggalkan ku sendiri, hanyut, hanya berpegangan ke sepotong papan. Kecil dan tak berdaya timbul tenggelam dalam terpaan ombak, sampai tak kuketahui apakah aku ada atau tiada. Ketika menurutku aku ada, kudapati diriku tak berharga. Saat ku tiada, kudapati nilai-nilai sejati diriku. Seturut pasang-surut akalku, tiap hari mati aku, dan dihidupkan lagi; karenanya tak kuragukan sedikit pun adanya Hari Kebangkitan. Ketika telah lelah, ku berburu cinta di alam dunia ini, akhirnya di Lembah Cinta ku berserah-diri: dan aku merdeka. Sumber: Rumi:   Divan-i Syamsi Tabriz,   ghazal 1419. Terjemahan ke Bahasa Inggris oleh Azima Melita Kolin dan Maryam Mafi, dalam Rumi: Hidden Mu

Apa yang Kan Terjadi?

Jika bercerai engkau, dengan keruwetan pikiranmu, walau hanya satu jam saja; menurutmu, apa yang kan terjadi? Jika kau biarkan dirimu tenggelam, bagaikan seekor ikan kedalam lautan cinta Kami; menurutmu, apa yang kan terjadi? Engkau hanyalah sepotong jerami; dan Kami Nyala Abadi. Jika  melompat  engkau  keluar, dari gubugmu yang hina untuk bersatu dengan nyala; menurutmu, apa yang kan terjadi? Telah ratusan kali kau nyatakan janji untuk berhenti membesar-besarkan diri, untuk merendah bagaikan Bumi. Jika sekali saja, engkau patuhi janjimu sendiri; menurutmu, apa yang kan terjadi? Engkau bagaikan permata berharga, terkubur, tersembunyi di dalam kubangan lumpur. Jika engkau basuh semua ketidak-murnian dari wajahmu, yang sejatinya sangat elok; menurutmu, apa yang kan terjadi? Jika sebentar saja engkau tinggalkan keakuan dan kerakusanmu, kau pecahkan tamengmu sendiri, bangkit dalam sebuah pencarian untuk menyatu dengan yang Ilahiah; menurutmu, ap