Sebuah Do'a Pemberian-Mu
Wahai Rabb,
sungguh Rahmat-Mu tercurah
bukan karena amal kami,
tapi karena limpahan-Mu
yang penuh rahasia. [1]
Genggam lah ke dua tangan kami,
selamatkan kami dari apa-apa
yang ke dua tangan kami telah lakukan;
angkat lah hijab kami kepada-Mu,
dan jaga lah hijab kami
agar tak robek,
itu akan mempermalukan kami. [2]
Selamatkan kami dari keakuan diri;
tajamnya bagai ujung pisau
yang menusuk ke tulang kami.
Wahai Sang Raja,
yang tak bermahkota, tak bertahta,
siapa kah yang dapat lepaskan
rantai pengikat ini, [3]
dari diri kami yang tak berdaya?
Siapa kah yang se-Pemurah Engkau,
wahai Maha Pengasih,
yang dapat membebaskan kami
dari penjara sekuat ini? [4]
Palingkan lah wajah kami
dari menghadap ke diri sendiri
menjadi menghadap kepada-Mu;
karena sesungguhnya Engkau
lebih dekat kepada Kami
daripada diri kami sendiri. [5]
Bahkan do'a ini
pemberian-Mu kepada kami.
Bagaimana mungkin sebuah taman mawar
tumbuh dari abu ini?
Hanya dengan melalui kemurahan-Mu,
pengertian dan pemahaman dapat disampaikan
kepada sosok yang terbentuk dari darah dan daging.
Sehingga melalui sepasang mata
terpancar gelombang cahaya
yang dapat menjangkau langit.
Melalui sepotong lidah
dapat mengalir kata-kata penuh hikmah,
laksana aliran sungai.
Melalui sepasang telinga
dapat tertangkap kabar tentang sebuah taman
bagi jiwa yang ber-akal;
penuh dengan buah-buahan kecerdasan.
(Bawa kami ke) perjamuan utama
berupa jalan raya menuju taman bagi jiwa-jiwa;
kebun dan taman di alam-dunia ini
adalah cabang dan bayangannya.
Itu lah mata air sumber kebahagiaan sejati:
mari lah kita men-dzikir-kan ayat,
"taman yang mengalir di bawahnya
sungai-sungai..." [6]
Catatan:
[1] "Katakan lah, bersama dengan fadhillah Allah dan
bersama dengan rahmat-Nya, hendak lah bersama dengan itu
mereka bergembira. Itu lebih baik daripada apa yang mereka
kumpulkan."
(QS Yunus [10]: 58)
"Apa-apa yang di sisimu lenyap,
dan apa-apa yang di sisi Allah kekal..."
(QS An Nahl [16]: 96)
[2] "Diantara tanda-tanda orang yang senantiasa
bersandar kepada amal-amalnya adalah kurangnya
rasa harap di sisi wujud yang zalal."
Sumber:
Rumi: Matsnavi II: 2443 - 2455
Terjemahan ke Bahasa Inggris oleh Nicholson.
Dibantu dengan terjemahan oleh Kabir Helminski.
sungguh Rahmat-Mu tercurah
bukan karena amal kami,
tapi karena limpahan-Mu
yang penuh rahasia. [1]
Genggam lah ke dua tangan kami,
selamatkan kami dari apa-apa
yang ke dua tangan kami telah lakukan;
angkat lah hijab kami kepada-Mu,
dan jaga lah hijab kami
agar tak robek,
itu akan mempermalukan kami. [2]
Selamatkan kami dari keakuan diri;
tajamnya bagai ujung pisau
yang menusuk ke tulang kami.
Wahai Sang Raja,
yang tak bermahkota, tak bertahta,
siapa kah yang dapat lepaskan
rantai pengikat ini, [3]
dari diri kami yang tak berdaya?
Siapa kah yang se-Pemurah Engkau,
wahai Maha Pengasih,
yang dapat membebaskan kami
dari penjara sekuat ini? [4]
Palingkan lah wajah kami
dari menghadap ke diri sendiri
menjadi menghadap kepada-Mu;
karena sesungguhnya Engkau
lebih dekat kepada Kami
daripada diri kami sendiri. [5]
Bahkan do'a ini
pemberian-Mu kepada kami.
Bagaimana mungkin sebuah taman mawar
tumbuh dari abu ini?
Hanya dengan melalui kemurahan-Mu,
pengertian dan pemahaman dapat disampaikan
kepada sosok yang terbentuk dari darah dan daging.
Sehingga melalui sepasang mata
terpancar gelombang cahaya
yang dapat menjangkau langit.
Melalui sepotong lidah
dapat mengalir kata-kata penuh hikmah,
laksana aliran sungai.
Melalui sepasang telinga
dapat tertangkap kabar tentang sebuah taman
bagi jiwa yang ber-akal;
penuh dengan buah-buahan kecerdasan.
(Bawa kami ke) perjamuan utama
berupa jalan raya menuju taman bagi jiwa-jiwa;
kebun dan taman di alam-dunia ini
adalah cabang dan bayangannya.
Itu lah mata air sumber kebahagiaan sejati:
mari lah kita men-dzikir-kan ayat,
"taman yang mengalir di bawahnya
sungai-sungai..." [6]
Catatan:
[1] "Katakan lah, bersama dengan fadhillah Allah dan
bersama dengan rahmat-Nya, hendak lah bersama dengan itu
mereka bergembira. Itu lebih baik daripada apa yang mereka
kumpulkan."
(QS Yunus [10]: 58)
"Apa-apa yang di sisimu lenyap,
dan apa-apa yang di sisi Allah kekal..."
(QS An Nahl [16]: 96)
[2] "Diantara tanda-tanda orang yang senantiasa
bersandar kepada amal-amalnya adalah kurangnya
rasa harap di sisi wujud yang zalal."
Rasa harap, kepada rahmat-Nya.
wujud yang zalal, berarti alam semesta, yang fanin, ciptaan.
wujud yang zalal, berarti alam semesta, yang fanin, ciptaan.
(Ibn Atha' Allah al-Iskandari: al-Hikam, bahasan #1,
terjemahan oleh Zamzam AJT, 2012).
[3] Tentang rantai, lihat
[4] Penjara keber-ada-an.
[5] "... Kami lebih dekat kepadanya daripada
urat-lehernya."
(QS Qaaf [50]: 16)
urat-lehernya."
(QS Qaaf [50]: 16)
[6] Tentang "jannah," terdapat dalam banyak ayat.
Rumi: Matsnavi II: 2443 - 2455
Terjemahan ke Bahasa Inggris oleh Nicholson.
Dibantu dengan terjemahan oleh Kabir Helminski.
Komentar