Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2014

Ku kan Berlari Cepat

Gambar
Ku kan berlari cepat, dan takkan ku berhenti, sampai aku bergabung dengan kafilahku.  [1] Ku kan lebur bagai udara dan musnah, hingga Sang Kekasih meraihku. Menyala gembira hatiku, bagai api yang memusnahkan rumahku, lalu berkelana aku ke gurun. Aku akan menjadi debu di tanah padang yang tandus sampai Kau buat aku menghijau teduh.  [2] Aku akan mengalir merendah bagaikan air bersujud sepanjang jalan menuju ke taman-mawar-Mu. Sejak aku jatuh dari langit             [3] gemetaran aku bagai butiran debu. Aku baru aman dan tenang           [4] jika kucapai Tujuan.                   Kudapati langit penuh hal mengerikan dan bumi tempat kehancuran; aku kan selamat dari ke dua bahaya ini ketika kuraih Sang Sultan.             [5] Di alam-dunia yang tersusun dari tanah dan air ini bercampur-baur kekufuran dan kehancuran, kulewati hati penuh kemusyrikan agar kucapai keimanan. Sang Raja penguasa semesta alam yang menjaga kesetimbangan dan keserasian, memandang kepa

Lukanya tak Tampak

Sang Kekasih adalah seorang Raja tapi singgasananya tersembunyi. Al-Qur'an sampaikan Kebenaran tapi keajaibannya terbungkus rapi. Anak-panah Cinta menembus hati setiap pencinta, Darahnya menetes, senantiasa, tapi lukanya tak tampak. Sumber: Rumi: Rubaiyat #210 Terjemahan ke Bahasa Inggris oleh Azima Melita Kolin dan Maryam Mafi, dalam Rumi: Whispers of the Beloved, HarperCollins Publisher Ltd, 1999.

Seandainya Sempat Kau Kenali

Seandainya sempat kau kenali dirimu sendiri, walau sekejap. Seandainya sempat kau tatap --walau sekilas-- keindahan wajah sejatimu sendiri. Maka takkan lagi kau tertidur didalam campuran lempung dan air ini, bagaikan seekor hewan: kau kan bertolak ke rumah kebahagiaan bersama jiwa-jiwa nan indah. Kau harus telusuri jalan sampai ke sudut-sudut terjauh dirimu sendiri, agar diri sejatimu terejawantahkan; karena Khazanah Tersembunyi masih tersimpan di dalam dirimu. Seandainya engkau hanya terdiri atas sesosok tubuh, maka takkan pernah kau dengar kabar mengenai jiwa seandainya engkau hanya jiwa saja maka engkau sudah dalam kebahagiaan bersama dirimu sendiri. Seperti orang lain kau berhadapan dengan kebaikan dan kejahatan; kau hadapi semua itu  dengan apa yang ada pada dirimu. Seandainya engkau itu suatu jenis sayuran, maka kau miliki suatu cita-rasa khas; seandainya engkau itu sebuah periuk maka ada panas yang pas  untuk membuatmu mendidih. Seandainya

Cinta itu Lautan Tak Bertepi

Gambar
Cinta itu lautan tak bertepi, di atasnya lelangit bagai serpihan buih belaka; yang gelisah, bagai Zulaikha dambakan seorang Yusuf. Ketahui lah, roda pemutar lelangit digerakkan oleh gelombang Cinta: bila bukan karena Cinta, semesta kan membeku. Bagaimana yang semula benda mati, berubah menjadi tumbuh-tumbuhan? Bagaimana tetumbuhan mengorbankan diri agar dilimpahi ruh? Bagaimana ruh mengorbankan diri demi sebuah Hembusan; yang kelembutan tiupannya pernah menghamili seorang Maryam? Semuanya akan kaku membeku bagai es, tak akan terbang menjelajah seperti belalang. Setiap  zarah  tengah jatuh cinta pada Kesempurnaan itu, dan bergegas tumbuh bagai berkecambahnya tunas. Bergegasnya mereka adalah sebuah  takbir   batiniah. Mereka memurnikan diri demi menyambut Sang Ruh. Sumber: Rumi:   Matsnavi  V: 3853 - 3859 Terjemahan ke Bahasa Indonesia oleh Nicholson.