Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2024

Ketika Disempitkan

  Ketahuilah, wahai pencari, ketika kau dapati jiwamu menyempit, itu bagi kebaikanmu sendiri, jangan kau biarkan hatimu terbakar kesedihan. Di saat perluasan, dirimu melakukan pengeluaran, dan hal itu memerlukan pemasukan, berupa pencarian-diri yang menyakitkan. Jika hanya ada musim panas, maka akar akan kering, dan takkan pernah taman menghijau. Musim dingin tampaknya pahit, tapi menyegarkan. Ketika kau alami penyempitan, kawanku, nantikanlah pengembangan dalam dirimu, bergembiralah, jangan mengeluh. Tatapan anak kecil mengarah pada keinginan jangka pendek; sementara pandangan seorang bijak, tertuju pada hasil akhirnya. Ketika kau menutup mulut, maka terbuka kehausan dalam dirimu, yang lalu lahap menyerap kesegaran rahasia-rahasia ruhaniah. Manisnya kebahagiaan itu bagaikan buah, yang berasal dari taman kepahitan; kebahagiaan itu seperti luka, sedangkan kesedihan adalah pembalutnya. Belajarlah untuk memeluk kesedihan luruskan tatapanmu tepat ke wajah-Nya, maka kebahagiaa

Hembusan dari Sumber yang Tak Tampak

Gambar
  Foto oleh Sebastian Bill di Unsplash Angin apa ini, yang tengah membadai dari langit? sampai perahu-perahu di laut berguncang dan berayun dengan kerasnya. Karena anginlah perahu berlayar, dan karena angin pula perahu tenggelam. Tuhan mengendalikan angin, seperti kita mengendalikan nafas kita ketika memuji atau mencela. Berbeda-beda jenis angin, semuanya bertiup dari sumber yang tak tampak: ada yang membawa pertolongan, ada pula yang membawa kehancuran. Angin itu terasa, tapi sumbernya tersembunyi. Para pemilik hati yang murni memahami sumbernya dan terpandu oleh cahayanya. Keyakinan mereka tak goyah, mulut mereka tertutup, tetap menatap jalan, seraya tak jeda menghimpun kebijaksanaan. Mereka yang tak paham sumber angin menjadi pemuja bentuk-bentuk, mempertaruhkan hidup mereka. Duduk mereka di kaki para syaikh: membeo ucapan-ucapan bijak, sambil memperdebatkan keyakinan, mencari-cari asap sebagai bukti api. Tirulah sikap matahari, sang Raja tanpa dayang-dayang, diam membisu, se

Taman dalam Qalb

Gambar
  foto dari  DesktopNexus.com Hanya dalam kelapangan qalb, berisikan mata-air segar, yang di dalamnya terdapat berlapis-lapis taman mawar, keasyikan bersama-Nya dapat ditemukan. Sumber:. Rumi: Matsnavi III:   514 - 515. Terjemahan ke Bahasa Inggris oleh Maryam Mafi dan Azima Melita Kolin. Tercantum dalam buku Rumi's Little Book of Life: The Garden of Soul. the Heart and the Spirit, Hampton Road Publishing, Inc, 2012.

Mengapa Sedemikian Betah?

Gambar
  Sang Kekasih menatapku penuh sayang, dan berkata, "bisakah kau hidup tanpa Aku?" Kujawab tegas, "tanpa-Mu, bagiku bagai ikan tanpa air." "Jika begitu," Ia bertanya, "mengapa sedemikian betah kau tinggal di padang kering ini?" Sumber: Rumi: Rubaiyat #334. Terjemahan ke Bahasa Inggris oleh Jonathan Star dan Shahram Shiva, dalam A Garden Beyond Paradise, Bantam Books, 1992.

Mengapa Berbangga Diri dan Angkuh?

Gambar
  Mengapa berbangga-diri dan angkuh? Takan bisa engkau memikat matahari dengan berselingkuh. Berhentilah berjalan dalam bayanganmu sendiri, berkubang dalam pikiranmu yang dungu. Angkat kepalamu, tataplah ke arah matahari, menjelajahlah diantara bebungaan, jadilah insan sejati. Jangan tinggal dalam kegelapan, seperti burung malam; bisa disantap engkau oleh raksasa, yaitu khayalanmu sendiri. Bangkitlah, carilah cahaya, tataplah ke arah matahari. Catatan: [1]  Berselingkuh,  istilah yang dipakai para Syaikh untuk menyebut mereka yang menyatakan dirinya pencari Tuhan tapi sebenarnya hanya mencari ciptaan-Nya. [2] Matahari,  al-Haqq. Sumber: Rumi:  Divan-i Syamsi Tabriz,  no 1378. Terjemahan ke Bahasa Inggris oleh Maryam Mafi dan Azima Melita Kolin. Tercantum dalam buku Rumi’s Little Book of Life: The Garden of Soul, the Heart and the Spirit, Hampton Road Publishing, Inc, 2012.